Membaca Rindu dan Tubuh dari Puisi April Artison

Facebook
Twitter
WhatsApp
Renjana by April Artison

DENPASAR – kelirbali.com  Membaca puisi April Artison, pembaca diajak menyelami tubuh. Ada gairah meletup-letup, relasi seksual antara tubuh dan pikiran. Konsep tubuh berkait sastra, dituangkan melalui imajinasi dimana jarak antaranya adalah rindu. Dengan membaca puisi April Artison, seakan diajak menelanjangi seluruh bagian tubuhnya. Sedangkan ketelanjangan dirinya diungkapkan melalui puisi-puisi yang terangkum dalam buku puisi Renjana (2023), den

 

Batas Rindu

 

Jarak antara kau dan aku;

sebatas kain penutup

Mendekap kerut bibirku

Yang kering oleh rindu

 

 

Sepasang mata mengintai 

Menancapkan mimpi buruk

kedalam ranum tubuhmu 

Kau memilih senggama

Diantara deru napas tarian rindu

 

Aku tak bisa menyelami keresahanmu 

Meski ia setia menggali lubang di mataku

Menimbulkan riak air yang kau teguk

Memuaskan dahaga masa kanakmu

 

Bibirmu beku disetubuhi dingin musim

Lidahku melumat setiap inti percakapan

Yang larut bersama bau keringatmu

Aroma tubuhmu menjelma sajak

Begitu juga lidahku

 

Kau teguk puisi yang ku tuang

Ke dalam cawan anggurmu

Sementara tubuhku

Memainkan bara api di tanganmu

Sampai menjadi abu

Di atas ranjang kenistaan

 

Setelahnya kau kenakan kembali

Kain penutup mencium basah bibirmu

Yang menjaraki mimpi-mimpi kita             (2021)

 

 

 

Satu Dasawarsa

 

Aku merapalkan syair

Menyusuri belantara hatimu

Mengguncang pilar-pilar jiwa

Geliat membuncah menuju altar sakral

Bertaut memenuhi segala ingin hati

 

Di antara lentera yang menyibak jelaga

Juga luka yang terlanjur mengaga

Tangis menganak sungai

Di ujung keriput bibirmu

Kau hidangkan sejuta rindu yang memabukkan

Lirik perih hanya jejak yang tertinggal

Di halaman usang berdebu

 

Memintal satu dasawarsa cerita

Menangguk jejak tertinggal

Di sela-sela jemari tanganmu

Rindu masih tersimpan disana

Mengunci katup-katup hatiku

 

Langkah kau dan aku

Telah tiba pada satu dasawarsa

Dalam restu semesta kau menjelma sajak

Puisi yang tak pernah usai

Menyulam kisah dari air mata dan tawa berdua                        (2022)

 

 

 

 

Menjamu Rindu

 

Bibirmu menjamu rindu

Deras telaga birahi

Kau hanyutkan sisa percakapan

Malam membawa pulang

Sisa puisi yang menempel di putingmu

Keringat kita berkelindan

Hingga kau lupa bau tubuhmu

 

Kau petik denyar di bola mataku

Melumatnya memenuhi dahaga

Rinduku rebah di ujung lidah

Memeram derai keringat tubuhmu

Menyesap tiap luka yang kau hadiahkan

 

O, mimpi yang terjaga di sudut kelam

Bawakan aku secangkir rindu

Yang telah kau cicipi hingga tandas

 

Di meja aksara menjadi bisu

Aku menyusuri benih kepalamu

Yang ditumbuhi rimbun puisi

 

Sepasang matamu menujum arah langkahku

Mereguk mimpi yang telah kutatah

Di atas paras wajahmu

Secepat bayang kau menutup pintu muasal

Meninggalkan sisa puisi

Yang tumbuh di belantara jiwaku

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Kabar Terkini

Balasan Terbaik ASTAGUNA Membungkam Gerindra “Menangkan Pilkada”

Gerak alam pun menunjukkan pembelaannya. Di tengah keputusasaan setelah diabaikan Gerindra, tiba-tiba…

BRI Peduli – Serahkan Satu Unit Dump Truk ke Pemkot Denpasar

Yoggi Pramudianto Sukendro mengatakan, bantuan dump truck ini sendiri merupakan wujud dan…

BRI Peduli–Serahkan Bantuan Satu Unit Dump Truck ke Pemkot Denpasar  

Bank BRI Kanwil Denpasar melalui program BRI Peduli menyerahkan bantuan satu unit…

Tim Pemenangan Prabowo-Gibran Backup Penuh Paket KATA

“Keluarga besar Pelita Prabu telah menunjukkan dukungan yang luar biasa. Kami harus…

Keberanian dan Kesunyiannya Masing-masing

Jika keberanian hanyalah soal otot (fortitude) maka preman pasar loak pun dapat…