Ribuan Usaha Kuliner Terdampak Naiknya Harga Beras

Facebook
Twitter
WhatsApp
Kios jajanan bahan upakara
GIANYAR – kelirbali.com Melambungnya harga beras secara nasional, berdampak pula di Kabupaten Gianyar. Usaha yang paling terdampak adalah kuliner di perkotaan sampai di desa-desa. Yang mana, Gianyar juga terkenal dengan wisata kuliner, seperti Pasar Senggol Gianyar, Kuliner di Pantai Lebih, dan di pasar tradisional lain, di seluruh kecamatan di Gianyar. 
 
 
Melihat kondisi ini, Wakil Ketua DPRD Gianyar Ida Bagus Gaga Adisaputra, Selasa (19/9/2023) mengingatkan kepada Bupati Gianyar, Made Mahayastra agar terus ikut memperhatikan dinamika pembangunan di Gianyar. “Ke depan akan ada banyak persoalan yang sangat membutuhkan sumbangsih pemikiran tokoh, terutama selama Made Mahayastra menjadi mantan Bupati Gianyar dan menjelang Pilkada Gianyar nanti,” harap Gus Gaga. Disebutkan Gus Gaga, persoalan mendesak yang membutuhkan perhatian adalah hadirnya pemerintah untuk ikut menstabilkan harga beras di tengah lonjakan harga beras secara nasional. “Beberapa minggu lalu harga beras dikisaran Rp 12.200 per kg, kini sudah menembus menjadi Rp 14.000 per kg. Usaha yang paling terdampak adalah kukiner. Baik produksi dan konsumen terdampak pada daya beli,” jelas Gus Gaga. 
 
Ditambahkan, masyarakat terlanjur terbiasa mengkonsumsi pangan berbahan beras sehingga sulit beralih ke pangan nonberas. “Jika harus beralih ke konsumsi non beras, misalkan jagung, ketela, ubi, dan yang lain, harganya juga tidak murah. Bahkan, bahan makanan non beras ini tidak selalu mudah didapatkan oleh masyarakat luas,” ungkapnya. Sehingga, bagi ribuan pedagang makanan di Gianyar, terutama pedagang nasi jingo, jaja bali, tipat cantok, kerupuk, dan sejenisnya sangat terdampak. “Dilemanya, kalau jual mahal, konsumen lari, kalau bertahan harga justru merugi,” tuturnya. Hal ini belum lagi, kebutuhan upakara membutuhkan ketersediaan beras, sehingga berpengaruh pada daya beli. 
 
Beberapa solusi yang mungkin diambil antara lain, dengan operasi pasar. Namun kegiatan ini tidak cukup hanya di kalangan pegawai, namun langsung ke masyarakat kecil. ‘’Operasi pasar ini memang bersifat sementara. Tapi kan masyarakat bisa merasakan bahwa pemerintah benar-benar hadir dan peduli atas masalah yang sedang menimpa rakyat,’’ ujarnya. Ditambah lagi, agar Pemkab terus mendorong Dinas Pertanian dan Dinas Ketahanan Pangan melakukan langkah cepat agar masyarakat masih dalam daya beli yang wajar.den

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Kabar Terkini

Gagasan Manusia dan Semua Manusia adalah Seniman

“Manusia tidak bisa memadamkan api seni, jiwa seniman, memadamkan seni akan menghancurkan…

Kita dan Ketersesakan Rasa Ruang

secara sengaja tindakan telah merendahkan hati kita di hadapan kosmos. Keindahan diciptakan…

Cicero, Pendidikan Humanisme dan Memanusiakan

Mereka yang harus dipuji harus dipuji berdasarkan kecerdasan, prestasi, dan prestasi mereka…

Manusia Berhadapan dengan Maskulin (Hukum Rimba) atau Feminim

Kota muncul dari lingkungan yang jinak dan damai, di mana perasaan kelompok…

Krisis Ekologis atau Krisis Estetika? Kita dengan Alam

Perusakan alam juga merupakan akibat dari hilangnya keterikatan dan keterikatan pada tanah…