Bosan Dengar Cerita! Suara Anak Muda Nusa Penida

Facebook
Twitter
WhatsApp

KLUNGKUNG – kelirbali.com

Membaca tulisan anak muda asal Nusa Penida, En En atas kondisi terakhir tanah kelahirannya, tentu tulisannya bisa dianggap mewakili suara sebagian besar warga di sana. Di tulis sederhana, namun menampak kematangan dalam menyuarakan persoalan yang ada saat ini. Bahkan dengan gamblang disebutkan masalah air di Nusa Penida adalah masalah PURBA, yang bahkan nyelutuk soal Mitigasi atas Bencana Kekeringan. Penulis En En juga menyebut, sampai saat ini di tanah kelahirannya semua serba mahal. Lalu, dikritiknya soal pemerintah yang selalu membuai kata “AKAN”. Tulisannya mungkin diinspirasi saat mendengar lagu dari PAS BAND, yang ikut meramaikan Festival Nusa Penida. Seperti apa tulisan En En, sila simak;

Bosan Dengar Cerita, oleh En En, suara anak muda Nusa Penida. Narasi meyakinkan atas nama harapan cara brilian untuk menjaga asa ketika gundah menghampiri. Cerita-cerita di balik itu terkadang bisa memotivasi dan juga tidak, menjadi ukuran itu adalah perkara hasil di mana harapan itu diwujudkan. Seperti halnya dengan memberikan anak kecil permen, anak-anak akan terdiam sekejap selanjutnya apakah permen itu akan memaniskan diri atau malah menjadi terjebak.

Problematika sebuah daerah yang berkembang diikuti dengan sejumlah masalah yang datang. Dualitas yang berjalan seirama dan selaras, pemenuhan kebutuhan dasar apa terpenuhi atau tidak?. Misalnya di Nusa Penida, air menjadi masalah sejak PURBA hingga jaman Sosmed belum tersentuh di Nusa Penida. BMKG mencatat musim kemarau panjang Tahun 2023, Nusa Penida adalah zona siaga. Sekarang bagaimana Mitigasinya? Itu yang penting!
Memenuhi kebutuhan air butuh biaya yang dikeluarkan tidak sedikit. Belum lagi kebutuhan yang lain di jaman serba tidak pasti. Terik matahari yang menyengat dibalur dengan biaya dikeluarkan untuk beli air sangat mahal. Logistik dari Bali terhambat pasukan air mineral masuk ke Nusa Penida.

Memang sulit untuk diutarakan tapi ini fakta yang terjadi sekarang ini. Terimpit oleh situasi belum lagi dengan harapan-harapan dengan kata “AKAN” sampai sejauh ini mitigasi terhadap musim kemarau belum nampak.
Bosan dengarkan cerita mungkin itu, namum ada yang menginspirasi saat ini lewat lagu Pas Band. Liriknya tajam dan menyentuh seperti mewakili fenomena sosial yang terjadi. salah satu bait lagunya:

Kita pun jengah dengarkan banyak alasan,
Kita bosan dengarkan cerita,
Kita pun jengah dengarkan banyak alasan,
Kita bosan dengarkan cerita,
Banyak alasan
Kita bosan dengarkan cerita,,.

Akhirnya, hanya bisa bernyanyi saja untuk mengusir kegerahan dan kegundahan yang terjadi; MARI KITA BERNYANYI,,,,,,,,.(den)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Kabar Terkini

Gagasan Manusia dan Semua Manusia adalah Seniman

“Manusia tidak bisa memadamkan api seni, jiwa seniman, memadamkan seni akan menghancurkan…

Kita dan Ketersesakan Rasa Ruang

secara sengaja tindakan telah merendahkan hati kita di hadapan kosmos. Keindahan diciptakan…

Cicero, Pendidikan Humanisme dan Memanusiakan

Mereka yang harus dipuji harus dipuji berdasarkan kecerdasan, prestasi, dan prestasi mereka…

Manusia Berhadapan dengan Maskulin (Hukum Rimba) atau Feminim

Kota muncul dari lingkungan yang jinak dan damai, di mana perasaan kelompok…

Krisis Ekologis atau Krisis Estetika? Kita dengan Alam

Perusakan alam juga merupakan akibat dari hilangnya keterikatan dan keterikatan pada tanah…