Badung Melambung Lupa Menabung

Facebook
Twitter
WhatsApp

SENTIL DALANG – kelirbali.com

oleh Denara-penulis jalanan.   Kabupaten Badung adalah salah satu kabupaten di Bali memiliki PAD yang fantastis. Bahkan APBD Provinsi Bali di bawah APBD Badung, yang mana Provinsi Bali dengan APBD Rp 6,06 triliun, sedangkan APBD Badung mencapai Rp 6,7 triliun. Sedangkan delapan kabupaten kota lainnya masih berkutat di angka 1 triliun lebih.

Dalam angka yang fantastis ini, setidaknya masyarakat Badung setidaknya sudah sejahtera 5 kali lipat di banding kabupaten lain. Tidak terdengar lagi tunjangan pegawai yang belum terbayar, Jaspel kepada tenaga medis terbayar lunas, bahkan pegawai terendah pun bisa mendongakkan kepala. Pun pembangunan berjalan dengan baik, yang bila memungkinkan menggunakan material terbaik dan desain kelas dunia. Faktanya hanya warga Kabupaten Badung yang tahu.

Adanya adagium dari sebagian masyarakatnya sendiri, pemimpin Badung disebut “Mare bisa nelahahang, konden bisa ngalih.” (Baru bisa menghabiskan, belum bisa mencari). Sehingga atas dasar nama kebesaran politik, maka kelebihan dana digunakan untuk membantu kabupaten lain dengan nama Bantuan Keuangan Khusus (BKK). Sedangkan dana BKK ini terserap habis untuk bantuan uang, sebutan baru yang disandangkan, Tidak Bertele-tele, langsung cair.

Terlihat dengan jelas, di saat perekonomian Bali semuanya terpuruk akibat Covid 19, Kabupaten Badung juga ikut merana. Segala daya upaya dilakukan, namun tetap saja merana. Sehingga dana yang besar masuk sebagai APBD berasal dari sektor Pariwisata. Semakin baik iklim pariwisata, maka Badung semakin kaya. Terguncang sedikit saja, maka dana yang masuk dari pariwisata, pendapatan akan turun. Di saat Badung terpuruk, tidak ada satu pun kabupaten lain yang bisa membantu.

Gagasan yang ditawarkan adalah investasi SDM dan investasi pertanian jangka panjang. Kita bisa melihat Brunei Darussalam, yang sadar sumber daya alamnya sewaktu-waktu bisa habis, maka investasi yang dilakukan adalah kontrak lahan. Tidak tanggung-tanggung, lahan yang dikontrak 6 kali luas negaranya di Australia. Pada lahan kontrakan ini, dikembangkan sektor peternakan dan pertanian. Sehingga bila nanti ada ancaman pangan, Brunei memiliki cadangan pangan melimpah.

Badung sebagai kabupaten terkaya, sampai saat ini belum bisa mewujudkan sport turism berkelas dunia. Mulai dari Lapangan Sepakbola, Golf, Kolam renang dan deretannya. Dunia olahraga adalah dunia yang tidak pernah mati. Sehingga pundi-pundi uang dipastikan mengalir dari sektor tersebut. Investasi semacam ini sangat mungkin dilakukan sebagai alternatif wisata yang sudah ada saat ini.

Badung juga belum menginvestasikan SDM yang baik, karena sampai saat ini belum menciptakan sekolah bertaraf internasional, mulai dari SD sampai perguruan tinggi. Sarana pendidikan berkelas dunia ini untuk mempersiapkan generasi muda Badung menuju Tahun 2045 atau Tahun 2100. Investasi SDM ini guna menyiapkan generasi muda Badung mendapatkan pendidikan yang berkelas sehingga prestasinya pula 5 kali lipat dari kabupaten lain. Hal ini sangat memungkinkan dilakukan, dengan dana melimpah menyiapkan Gen-Z berdiri di puncak piramida.

Pentingnya investasi pertanian. Dari hari ke hari, lahan kabupaten Badung akan terbangun. Lahan-lahan strategis akan dibangun buat akomodasi pariwisata dan selanjutnya hunian buat demografi penduduk. Investasi pertanian bisa dilakukan dengan kontrak lahan di provinsi lain, dengan mengembangkan sektor pertanian modern. Pertanian pun tidak bisa dilelola dengan cara-cara konvensional seperti saat ini, dimana teknologi pertanian dan peternakan telah berkembang pesat.

Pentingnya pula, menyiapkan cadangan Air Bersih untuk 50 atau 100 tahun ke depan. Semakin hari debit air akan menyusut dan lanjakan penduduk terus terjadi. Bila tidak dipersiapkan, maka ancaman kekeringan rumah tangga menghantui. Begitu pula dengan menyelesaikan persoalan sampah. Sampah mesti dikelola dan ditangani sebelum menjadi persoalan yang mengganggu iklim pariwisata.

Apa jadinya bila dana melimpah dihambur-hamburkan untuk kepentingan politik. Hal ini hanya akan berimbas pada 5 atau 10 tahun periode kepemimpinan. Sedangkan menyiapkan generasi muda untuk survival 25 tahun ke depan, bisa disiapkan mulai saat ini. Sedangkan untuk kabupaten lain, biarkan mereka berusaha dengan caranya sendiri, jangan dimanja atau pun diajarkan mengemis.(den)

foto diambil dari Tribun Bali.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Kabar Terkini

Balasan Terbaik ASTAGUNA Membungkam Gerindra “Menangkan Pilkada”

Gerak alam pun menunjukkan pembelaannya. Di tengah keputusasaan setelah diabaikan Gerindra, tiba-tiba…

BRI Peduli – Serahkan Satu Unit Dump Truk ke Pemkot Denpasar

Yoggi Pramudianto Sukendro mengatakan, bantuan dump truck ini sendiri merupakan wujud dan…

BRI Peduli–Serahkan Bantuan Satu Unit Dump Truck ke Pemkot Denpasar  

Bank BRI Kanwil Denpasar melalui program BRI Peduli menyerahkan bantuan satu unit…

Tim Pemenangan Prabowo-Gibran Backup Penuh Paket KATA

“Keluarga besar Pelita Prabu telah menunjukkan dukungan yang luar biasa. Kami harus…

Keberanian dan Kesunyiannya Masing-masing

Jika keberanian hanyalah soal otot (fortitude) maka preman pasar loak pun dapat…