Sepuluh Tahun Periode Gelap Pembangunan di Klungkung

Facebook
Twitter
WhatsApp

SENTIL – kelirbali.com

Pada 3 November 2023 I Nyoman Suwirta mengakhiri kepemimpinannya sebagai Bupati Klungkung. Bila purna tugas yang sesungguhnya, maka jabatannya berakhir pada 16 Desember 2023. Sisa waktu 40 hari ini ditinggal, karena mengundurkan diri dan maju sebagai Caleg DPRD Bali dari PDIP. Sisa kepemimpinannya dilanjutkan wakilnya I Made Kasta sebagai Plt selama 40 hari.

Dalam catatan Kelir Bali, pasangan Suwirta – Kasta pada periode pertama di tahun kedua sesungguhnya sudah tidak harmonis. Walau demikian, pasangan ini tetap bertahan karena sebagai suami istri, namun sesungguhnya pisah ranjang. Di hadapan publik atau media, kerenggangan pasangan ini berusaha ditutup-tutupi. Walau sesungguhnya seluruh ASN di Kabupaten Klungkung, pada tahu, segala sesuatu yang berbau Made Kasta dan orang terdekatnya akan dihabisi Nyoman Suwirta. Made Kasta memilih jalan diam dan tetap melaksanakan tugas-tugasnya sebagai Wakil Bupati Klungkung.

Yang paling mencengangkan, terungkap dari orang terdekat Made Kasta, bukan saja kewenangannya diamputasi. Bahkan beberapa yang berhubungan dengan uang dapur rumah jabatan juga dipangkas. Yang mencolok, Nyoman Suwirta dengan gagahnya menghadiri undangan baik manusia yadnya, pitra yadnya dan undangan lain, namun amplop yang diserahkan berasal dari dana APBD atau dana CSR. “Kalalu Pak Wakil, kundangan pakai duit sendiri. Kadang sampai pinjam uang disana-sini,” ungkap orang terdekatnya. Namun, Made Kasta tetap tegar, menjalani apa yang dialami dengan penuh pengabdian.

Hal mencolok lainnya adalah, pembagian besaran dana Bansos/Hibah. Made Kasta sendiri tidak lebih dari Rp 1 Miliar kebagian dana bansos/hibah. Sedangkan Nyoman Suwirta dengan leluasa membagi-bagi dana APBD untuk bansos/hibah sampai melebihi Rp 25 miliar. Sangat timpang. Padahal sama-sama memiliki konstituen, pendukung saat memenangkan pasangan ini sebagai Bupati Klungkung Periode 2019-2023.

Bahkan, ketika mutasi pegawai ASN, tidak ada satu pun pegawai yang di lingkaran Made Kasta naik kelas, promosi. Yang bahkan loyalis Wayan Candra bupati sebelumnya semua masuk dok, sebagai tenaga ahli atau staf ahli. Benar-benar dikandangkan. Kondisi ini membuat di lingkungan ASN Pemkab Klungkung sebagiannya dipenuhi ASN asal Nusa Penida. Mesti pula, kompetensi dan kemampuannya di bidangnya sangat diragukan.

Nah, apa pembangunan di Klungkung yang bisa disebut sebagai peninggalan monumental I Nyoman Suwirta. Tentu ada beberapa ide/gagasannya yang mendapat penghargaan dari pemerintah pusat. Namun penghargaan tersebut, bisa dinilai sebagai kebudayaan di atas kertas, yang realisasi di lapangan sangat jauh panggang dari api.

Di bidang pendidikan. Bila kita googling soal sarana pendidikan di Klungkung maka akan tampak “50% sekolah di Klungkung Tidak Layak” atau berita serupa lain, “Banyak Sekolah dan mebelair Sekolah Rusak” Terlihat di pusat Kota Klungkung, pembangunan sekolah nah, namun pembangunan sekolah di pelosok, mendekati memprihatinkan. Yang artinya, memajukan pendidikan lewat sarana dan prasarana pendidikan boleh dibilang gagal.

Di Bidang Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Sampah. Ketika bukit-bukit di Kecamatan Dawan dan sekitarnya digali untuk kepentingan PKB, mega proyek Gubernur Bali, Koster, Suwirta tidak bergeming. Diam. Padahal kerusakan lingkungan sudah di depan matanya, debu beterbangan dan berapa orang yang terganggu secara lalulintas dan psikologis, di abaikan. Jawabannya adalah, itu kewenangan DLH Provinsi Bali. Bukankah, lingkungan itu milik masyarakat Klungkung dan pengurugan lahan eks Galian C bisa diupayakan dengan jalan lain, yang lebih sedikit merusak lingkungan.

Lalu soal Sampah. Slogannya adalah TOSS, Tempat Olah Sampah di Sumbernya. Lalu muncullah TOSS Center Karangdadi, Kusamba. Program ini didengungkan sebagai program yang menasional, kebanggan. Namun bila kita melihat TPA Sente di Dawan, tumpukan sampah tidak kalah banyaknya. Sampah-sampah juga masih terbuang ke TPA ini. Lalu, program TOSS hanyalah sarana untuk pencitraan. Begitu pula dengan sampah di TPA Biaung, Lembongan, Nusa Penida. Pegawainya mengaku sampah hanya ditumpuk-tumpuk saja. Tanpa ada pengolahan yang berarti.

Kemudian soal AIR Bersih. Bila membaca postingan di FB soal AIR PDAM mati, tentu ada banyak keluhan. Tentu prestasi ini dipertanyakan. Air bersih di Nusa Penida apalagi. Yang janjinya pada RPJMD 2019-2023 adalah seluruh warga Klungkung bisa menikmati air bersih. Selain air bersih mengalami persoalan, rasio jumlah pegawai PDAM Klungkung dipertanyakan. Perusahannya merugi, namun mengangkat pegawai, untuk apa?

Nusa Penida. Kecamatan ini terus berupaya mengejar kemajuan saudaranya di Klungkung daratan. Kemajuan secara finansial bisa, namun kemajuan secata fisik infrastruktur masih jauh dari harapan. Janji jalan lingkar Nusa Penida diakui tidak bisa dipenuhi. Satu harga komoditas Sembako antara Klungkung dengan Nusa Penida tidak terwujud. Pun soal pariwisata, menghadapi karut-marutnya sendiri. Jalan dibenahi, namun macet disana-sini. Persaingan di sektor pariwisata tidak terkendali. Moratorium jumlah akomodasi tidak terlaksana. Namun pada mimpi siang bolongnya, Nusa penida akan menghasilkan Rp 500 miliar setahun.

Seperti apa pula Blue Print pembangunan di Nusa Penida yang disebut sebagai Pulau telur Emas ini, jauh dari harapan. Pun, masyarakat masih antri beli BBM, beli air minum satu galon Rp 28 ribu atau lebih termasuk beli gas melon diatas harga HET. Tentu masyarakat Nusa penida akan menolak menjadi sapi perahan dari pariwisata, sementara mandi kurang air dan belajarnya kadang listrik byar pet.

Gelap. Sepuluh tahun jalan di tempat. Beberapa bangunan seperti Mall Pelayanan Publik, dikebut penyelesaiannya agar bisa diresmikan sesegera mungkin. Pasar Seni Semarapura atau Pasar Tematik juga diresmikan, walau tukang masih berpeluh dengan bata dan adonan beton dan dering suara mesin gerinda. Pun dalam sebulan sebelum mengakhiri jabatannya, Nyoman Suwirta melakukan beberapa kali mutasi ASN.

Tentu, baik masyarakat Klungkung daratan dan masyarakat Nusa Penida bisa segera lepas dari periode gelap ini. Bila dihitung pula, masih sangat banyak pembangunan yang dibutuhkan Klungkung, baik nelayannya, pemindangannya, dermaganya, Kapal Roronya, dan banyak lagi. Kelir Bali berharap ada jalan terang, agar Klungkung Mahottama terwujud.(gita)

foto: dari FB Bagian protokol dan Komunikasi Pimpinan Pemkab Klungkung

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Kabar Terkini

Pj Bupati Gianyar, Tagel WirasaTinjau Kesiapan TPS

mewanti-wanti agar para ASN yang ada di lingkungan Pemkab Gianyar bisa bersikap…

Garda Tipikor Laporkan Dugaan Korupsi Sejumlah Kabupaten di Bali

Provinsi Bali sedang darurat Korupsi, pasalnya dari 9 Kabupaten/Kota yang ada, setengahnya…

Menyintas Hidup Lewat Camus

kekacauan hidup adalah sumber dari laku hidup itu sendiri, ia senantiasa produktif…

Ketua Garda Tipikor Mangku Rata Bertemu Mangku Pastika, Minta Petunjuk Pemberantasan Korupsi

Kami datang menemui Pak Mangku Pastika untuk minta petunjuk terkait korupsi khususnya…