GIANYAR – kelirbali.com
Berbagai upaya dilakukan untuk mengurai kemacetan di Ubud, namun semua itu tidak membuahkan hasil yang memadai. Kota Ubud sempat lengang saat covid melanda, namun perekonomian juga ikut terpuruk. Ketika covid pulih, maka Ubud kembali macet, bahkan kemacetan bagai rangkaian abadi, bukan macet bukan Ubud namanya. Bahkan ada slogan, Ubud macet dolar mengalir. Namun bukankah lebih baik lalulintas nyaman, dolar tetap mengalir. Keluhan bukan saja dari pelaku wisata, masyarakat yang hanya melintas melewati Ubud saja kecipratan macet.
Pemkab Gianyar melalui Sekda Gianyar bersama Dishub Gianyar dan instansi terkait terus berkoordinasi dengan Dishub Gianyar guna melakukan penguraian kemacetan abadi di Kota Ubud. Sekda Gianyar, I Dewa Alit Mudiarta didampingi Kadishub, I Made Arianta, Kamis (21//9/203) memaparkan rencana jangka pendek, menengaj dan panjang terkait mengurai kemacetan di Ubud.
Sekda Alit Mudiarta menjelaslan secara umum Dishub sudah menyiapkan langkah strategis guna mengurai kemacetan abadi di Ubud. “Dishub sudah membuat perencanaan, dimana untuk mengurai itu (kemacetan) dengan perencanaan jangka panjang, jangka menengah dan jangka pendek,” jelas Dewa Alit Mudiarta. Dijelaskan Mudiarta, untuk perencanaan jangka panjang, Pemkab Gianyar merancang jalan lingkar. Dimana jalan lingkar yang direncanakan adalah jalan lingkar Singakerta-Lodtunduh-Mas. Jalan lingkar kedua adalah Pejeng-Tegalalang-Kedewatan. “Ini termasuk perencanaan jangka panjang, pemetaaan wilayah sudah kita mulai,” jelas Mudiarta.
Ditambahkan Kadishub Made Arianta, untuk program jangka menengah, Pemkab Gianyar akan membuat perencanaan jangka menengah. Dimana perencanaan jangka menengah ini dengan membuat Detail Engineering Disain (DED). Dijelaskan Arianta, DED tersebut sudah selesai disusun. Dimana DED tersebut dengan membuat sentral parkir di lima titik. Lima titik sentra parkir meliputi di: Taman Pule desa Mas, Desa Singakerta, Ambengan, Lapangan Astina, Dalem Suargan Desa Kedewatan. “DED sudah selesai disusun, sudah diserahkan ke Bappenas. Dimana tugas Pemkab menyiapkan DED sedangkan Bappenas yang menyiapkan dana untuk realisasi,” jelasnya.
Untuk jangka pendek, melakukan pengawasan di kantong-kantong kemacetan. Terdapat lebih dari tujuh titik kemacetan yang terjadi di setiap hari di sekeliling Kota Ubud. “Ya, kita lakukan penjagaan di simpang-simpang kemacetan dan mengurai,” jelasnya. Disamping itu, bus besar diarahkan ke sentra parkir Padangtegal dan di Dalem Puri, lalu diangkut kendaraan shuttle. Salah satu rencana ke depannya jalan Made Lebah depan Museum Arma akan direkayasa satu arah. Yang mana kendaraan yang boleh lewat adalah kendaraan menuju ke timur dan kendaraan dari timur ke barat tidak diijinkan lewat. “Ini tujuannya agar kendaraan yang di pusat Ubud bisa segera keluar Ubud,” jelasnya lagi. Sedangkan di titik kemacetan lain, akan disiapkan rekayasa lalulintas, guna mengurangi kemacetan.den