SENI – kelirbali.com
oleh derama – penikmat seni. Sejak dilahirkan, sifat manusia mengandung benih jiwa seni. Bahkan, setiap orang bercita-cita menjadi seniman, dalam bentuk apa pun. Baik seniman dalam bidang tertentu, pekerjaan, seniman yang berprofesi sebagai tukang kebun, seniman sebagai penulis, seniman sebagai musisi, seniman sebagai pelukis, seniman sebagai penghibur. “Manusia tidak bisa memadamkan api seni, jiwa seniman, memadamkan seni akan menghancurkan hal yang membuat kita menjadi manusia.” Schopenhauer.
Dalam mengekpresikan gairah seni, ekspresi akan seni tampak jelas dalam iterasi awal peradaban manusia, jika kita dapat menggunakan istilah itu dengan baik bahkan untuk masyarakat Gua. Gambar-gambar gua dan karya seni dari nenek moyang primitif kita menunjukkan semangat artistik bahkan saat itu. Ini, tentu saja, disempurnakan dan dikembangkan melalui munculnya masyarakat agraris yang menetap: lahirnya sastra dan lagu. Masyarakat agraris dengan keriangannya, mencipta lagu dan sastra atas hubungannya dengan alam dan pencipta.
karya seniman Bali mengekpresikan manusia, alam dan gagasan feminim
Lagu dan sastra berjalan beriringan, meskipun asal usul lagu mendahului sastra. Sastra mewujudkan realitas konkret tentang apa yang diceritakan lagu dan diwariskan melalui sejarah lisan. Kebutuhan untuk melestarikan sejarah lisan itu melalui penciptaan sastra merupakan pencapaian artistik yang luar biasa dari umat manusia.
Seni, dalam bentuknya yang paling sederhana, adalah konstruksi dan penciptaan sesuatu. Dari perspektif itu, kemajuan dan evolusi manusia itu sendiri adalah seni. konstruksi dan penciptaan keluarga, suku, masyarakat, peradaban hasil kompleks dari individu pemburu-pengumpul sederhana menjadi jaringan manusia global yang kita miliki saat ini adalah semangat seni dalam kematangannya yang paling penuh.
Bahkan kehidupan kita sendiri dipenuhi dengan hasrat dan impian artistik. Kita ingin menciptakan versi diri kita sendiri. Kita ingin menciptakan rumah dan keluarga kita sendiri. Kita ingin menciptakan ruang untuk bermain dan kenyamanan, untuk kebahagiaan dan ketenangan di tengah dunia tempat kita tinggal. Yang pada akhirnya mencipta karya seni untuk bisa dinikmati lebih banyak orang. Dan yang terkahir, mencipta karya seni untuk keabadian, sebagai bentuk totalitas kepada yang maha agung.
Mungkin inilah sebabnya manusia selalu tertarik pada seni? Dan gagasan tentang Tuhan sebagai Seniman (lebih dari sekadar Pencipta) mungkin juga menjelaskan unsur transenden, yaitu kualitas, pada seni. Asal usul kosmos adalah dalam penciptaan artistik. Kita adalah produk karya seni dari Kosmos yang hidup. Dalam kembali ke dalam persekutuan dengan Kosmos Kesenian itu, kita mengalami percikan ilahi yang primordial itu. Kehidupan kita diperkaya oleh seni. Sangat penting bagi kita untuk menjalani kehidupan artistik untuk menjalani kehidupan manusia.(Den)