Rahwana, Mesir dan Peradaban

Facebook
Twitter
WhatsApp
IMG-20240907-WA0003
Mesir sudah menjalani peradaban yang maju di 3000 tahun silam, disini masih beranjak

ESAI – kelirbali.com

oleh Denara – penulis jalanan. Semasa berkuasa dari para pedagang yang melakukan lawatan ke negeri-negeri jauh, Rahwana sering mendengar bahwa ada negeri yang peradabannya sudah maju. Terbersit keinginan untuk melakukan semacam kunjungan kerja ke negeri maju da makmur tersebut. Namun hal itu sampai di ujung kekuasaannya tidak kunjung terlaksana. Mengingat kegiatan seremonial dan menerima tamu di kerajaan tidak kunjung habis,,,.

Peradaban sebuah kota dimulai dari pemimpinnya.

Kendati demikian, Rahwana sadar. Saat masih muda melakukan kolonialisasi sampai ke India Utara bahwa peradaban di wilayah yang ditaklukkan tidak ada yang maju. Hanya beberapa kota saja didapati tata kotanya bagus, namun sebagian besar masih miris bahkan terkesan kumuh. Sepanjang kolonialisasi nya, kota-kota yang dijarahnya tidak ada yang rapi, bersih. Dan penguasa di sana nampaknya membangun peradaban kotanya.

Melihat kekumuhan kota-kota yang dilewati, Rahwana berpikir bahwa negeri yang besar itu, anak mudanya terlalu dini diajar mengunyah sirih, merapal mantra dan sejenisnya. Terlalu dini diajar menghapal japa mantra Surga neraka moral moril. Dalam hati Rahwana berujar, “Tidak ada pertapa yang membangun dermaga bahari yang besar, tidak ada brahmana yang membangun kota-kota yang megah, semua itu dilakukan oleh penguasa yang memiliki keinginan akan kejayaan, kemakmuran dan bervisi masa depan.” Membangun negerinya, Rahwana memulai dari pertaniannya, dimana produksi daun teh di negerinya adalah terbaik di dunia. Menggali intan berlian Jamrud guna ditukar dengan bangsa lain, untuk kemakmuran dan angkatan perangnya kuat karena asupan gizi berlimpah.

Lalu, dalam kekinian gagah sampai seminar Kangin kauh sampai pada teori revolusi industri 4.0. teori ini masuk sampai ke sendi pendidikan dan pemerintahan. Yang konon ketika kita sedang mulai menginjak di 4.0, Jerman sana sudah 6.0, sudah di era 6 G. Yang bahkan di teori evolusi 2.0, buang sampah saja masih sembarangan.

Bila Rahwana masih hidup saat ini dan kebetulan mau ke Nusa Penida dari Pelabuhan Tribuana, mungkin saja dia nangis sedih, pilu,,,,. Di jamannya armada lautnya tidak terkalahkan, kekayaan dan kejayaan baharinya tidak tertandingi. Bahwa Mesir ribuan tahun yang lalu berhasil membangun Piramida, lalu angkutan penyeberangan yang dilihatnya hanya naik setengah oktaf, perahu kecil, hanya nambah mesin saja. Mungkin benar kata Rahwana, terlalu dini mengunyah sirih,, (den)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Kabar Terkini

Balasan Terbaik ASTAGUNA Membungkam Gerindra “Menangkan Pilkada”

Gerak alam pun menunjukkan pembelaannya. Di tengah keputusasaan setelah diabaikan Gerindra, tiba-tiba…

BRI Peduli – Serahkan Satu Unit Dump Truk ke Pemkot Denpasar

Yoggi Pramudianto Sukendro mengatakan, bantuan dump truck ini sendiri merupakan wujud dan…

BRI Peduli–Serahkan Bantuan Satu Unit Dump Truck ke Pemkot Denpasar  

Bank BRI Kanwil Denpasar melalui program BRI Peduli menyerahkan bantuan satu unit…

Tim Pemenangan Prabowo-Gibran Backup Penuh Paket KATA

“Keluarga besar Pelita Prabu telah menunjukkan dukungan yang luar biasa. Kami harus…

Keberanian dan Kesunyiannya Masing-masing

Jika keberanian hanyalah soal otot (fortitude) maka preman pasar loak pun dapat…