Pemilu di Kampungku Sudah Selesai

Facebook
Twitter
WhatsApp

SENTIL – kelirbali.com
Sebagai orang rantau, sesekali harus pulang kampung. Biasanya pulang kalau ada hajatan tertentu; nikahan, kematian atau acara yang berhubungan dengan desa adat. Tentu pulang kampung saat pemilihan kepala desa, petinggi adat dan saat pemilihan bupati/gubernur, Pemilu.
Melewati jalan-jalan sepanjang Denpasar – Tabanan (lewat Bajra) terus Desa Pupuan menuju Busungbiu. Pada sepat jalan, mata akan disuguhi pemandangan bagaimana tokoh-tokoh politik terpampang dengan ukuran setidaknya 2 x 3 meter. Hanya nampang wajah, tanpa visi yang berarti. Bahwa di Pemilu Februari 2024 mereka adalah peserta sekaligus petarung berebut kursi. Pada kursi itu lah mimpi-mimpi rakyat disampaikan. Walau sebenarnya masyarakat tahu, bisa jadi dari puluhan yang duduk di dewan itu, yang dikenalnya hanya satu atau tidak kenal sama sekali, siapa mereka.

Sampai di kampungku, tidak nampak baliho Parpol apapun yang nampang wajahnya. Tidak ada. Bersih. Ketika salah satu kerabat ditanya, apakah tidak ada Caleg yang minta suara? Jawabannya mengagetkan. Mereka semua warga sudah punya pilihan. Pilihan ini didasari oleh tokoh keluarga besar atau klan-klan tertentu. “Mereka sudah ada yang pegang. Keluarga A dipegang Caleg A, keluarga B dipegang Caleg B. Mereka ada yang menjanjikan sesuatu atau sudah memberi sesuatu.” Jelas tokoh ini. Bantuan yang diberi pada umumnya peralatan masak besar lengkap mulai dari kompor, panci besar, penggorengan besar dan kelengkapan lain. Pun ada keluarga yang menerima bantuan tenda besi lengkap terpal cup.
Kampanye model ini bisa jadi efektif. Masyarakat tidak butuh penyampaian program. Pun bila rakyat butuh bibit tanaman, air saat kering atau pupuk dan kemiskinan, rakyat hanya perlu bersuara di Medsos, unggah dan viralkan. Pemimpin akan segera datang membantu, akibat tekanan Medsos. Dalam benak berpikir, bahwa Pileg sudah selesai di kampungku. Masyarakat pun bekerja seperti biasa, bertani berkebun dan terutama mencari air untuk tanaman kebunnya agar tidak mati meranggas kekeringan. Selesai,

Pun soal Pilpres, siapa pilihan warga di kampungku. Dengan cekatan warga ini menjawab, “Pastinya, H-2 pencoblosan Pilpres akan ada wangsit dari perbekel, kita sekalian pilih Capres A,” jelasnya. Yang bahkan, hiruk-pikuk Pemilu sesungguhnya sudah selesai. Masyarakat desa tidak perlu risau apa mimpi-mimpi yang dijual Caleg. Pun ketika masyarakat ingin tahu seluk beluk Capres-cawapres, mereka sudah mendapatkan informasi dari Medsos.

Dimana, jauh sebelumnya kampung ini bila hajatan Pemilu selalu ramai dan sampai-sampai ada pembakaran rumah karena sentimen pribadi. Berbeda pilihan menjadi berbeda dalam bertetangga, sehingga hal ini melahirkan trauma. Maka jalan yang di tempuh, damai-damai saja. Yang menenggak miras di Jakarta, kita kagak usah ikut-ikutan mabuk. Jadi, Pemilu sudah selesai di kampungku, selesai. Pencoblosan di hari H, hanya seremonial, beristirahat sebentar sebelum kembali ke rutinitas asal, bertani. Yang belum selesai menurut mereka adalah, ketika panen berlimpah, harga buah merosot tajam, mengeluh di Medsos pun, tiada jawab.(denara)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Kabar Terkini

Balasan Terbaik ASTAGUNA Membungkam Gerindra “Menangkan Pilkada”

Gerak alam pun menunjukkan pembelaannya. Di tengah keputusasaan setelah diabaikan Gerindra, tiba-tiba…

BRI Peduli – Serahkan Satu Unit Dump Truk ke Pemkot Denpasar

Yoggi Pramudianto Sukendro mengatakan, bantuan dump truck ini sendiri merupakan wujud dan…

BRI Peduli–Serahkan Bantuan Satu Unit Dump Truck ke Pemkot Denpasar  

Bank BRI Kanwil Denpasar melalui program BRI Peduli menyerahkan bantuan satu unit…

Tim Pemenangan Prabowo-Gibran Backup Penuh Paket KATA

“Keluarga besar Pelita Prabu telah menunjukkan dukungan yang luar biasa. Kami harus…

Keberanian dan Kesunyiannya Masing-masing

Jika keberanian hanyalah soal otot (fortitude) maka preman pasar loak pun dapat…