Ernesto Laclau; Rakyat – Apalah Arti Sebuah Nama (Demokrasi)?

Rakyat justru muncul dalam proses akumulasi energi protes yang lambat laun melepaskan diri dari tuntutan-tuntutan sosial awal, menghomogenitaskan diri melalui lambang-lambang bersama – misalnya; ‘Kebebasan, kesetaraan, persaudaraan’ – mengidentifikasikan dirinya dengan sosok pemimpin, dan di atasnya semuanya, mengonstruksi dirinya sendiri dengan memusatkan perhatian pada citra musuh.

Selengkapnya

Dicari Pemimpin yang Seniman, Entertainment atau Sofis?

Nietzsche melihat politik, terutama, sebagai seni dan bukan sains. Seorang negarawan hebat menjadi seniman bila ada visi. Batasan apa pun (finansial atau sosial) pada kejeniusan menjadi tidak masuk akal bagi Nietzsche. Namun berbeda dengan para filsuf kiri, Nietzsche menganggap eksploitasi massa sebagai hal yang diperlukan untuk mendukung aristokrasi manusia yang jenius.

Selengkapnya

Pemilu di Kampungku Sudah Selesai

Pun ada keluarga yang menerima bantuan tenda besi lengkap terpal cup.
Kampanye model ini bisa jadi efektif. Masyarakat tidak butuh penyampaian program. Pun bila rakyat butuh bibit tanaman, air saat kering atau pupuk dan kemiskinan, rakyat hanya perlu bersuara di Medsos, unggah dan viralkan. Pemimpin akan segera datang membantu, akibat tekanan Medsos

Selengkapnya

Kemiskinan dalam Kebudayaan Kertas

Bali, yang secara umum infrastruktur memadai, pelayanan dasar kesehatan dan pendidikan tersedia dan dunia kompetitif yang terbuka bebas. Maka satu langkah satu tujuan satu komando bagi pemimpin di Bali agar kemiskian terentaskan. Maka akan sangat lucu antar pemimpin saling menyalahkan atas nama kemiskinan dalam kebudayaan kertas. Bukankah mereka rakyat (kita), sesama Bangsa Indonesia. Jele melah nyama gelah (baik-buruk juga keluarga kita

Selengkapnya