RUMPI WEAYANG – kelirbali.com
Seni dan Budaya bagian keseharian masyarakat Bali, dari sana memunculkan dan melahirkan banyak seniman begitu juga perupa. Perupa Bali I Ketut Sugantika Lekung pada kesempatan minggu ini menggelar pameran tunggal di Jakarta.
Ia tak bisa lepas dari unsur budaya yang sering yang temui dan dilakukannya sebagai masyarakat Bali. Dalam berkeseniannya kali ini, ia mengulik sisi ritual masyarakat Bali. Bertemakan “Offerings” yang berarti persembahan. Sesungguhnya tema ini yang paling mewakili keseluruhan karya yang dilahirkan oleh Sugantika. Mulai dari kontemplasi ide, proses pembuatan, hingga karya tersebut terwujud semuanya adalah persembahan.
Karya-karya yang ditampilkan pada pameran tunggal ini adalah perwujudan berbagai hal dalam proses persembahan mulai dari benda-benda sesajen hingga makna-makna dalam setiap ritual. Sugantika menuturkan persembahan yang sejati bukan hanya terbatas pada sesajen lebih daripada itu persembahan juga meliputi rasa bakti yang sungguh-sungguh. Fokus yang besar kepada semesta dan Sang Pencipta adalah wujud bakti.
Karena itulah, repetisi liputan yang meditative adalah sebuah representasi persembahan yang menyempurnakan semua sarana ritual dan sesajen. “Wujud repetisi yang meditative itu pula adalah sebuah persembahan tanpa batas yang dituangkan lewat karya,” tuturnya Sugantika.
Dari beberapa karya yang dihadirkan Sugantika, misal berjudul Lamak merupakan perwujudan bentuk estetik dari sebuah upacara di Bali yang selalu melengkapi sebagai hiasan di setiap pura dan menjadi tanda bahwa sedang berlansung sebuah upacara atau ritual.(den)
foto: Pameran karya Sugianta Lekung yang diamati tamu asing