Klungkung, kelirbali.com
Rasa kecewa masyarakat Nusa Penida terhadap Nyoman Suwirta masih belum padam. Meski sudah tak lagi menjabat sebagai Bupati Klungkung, rasa kecewa mereka masih membekas begitu dalam. Balihonya masih terpasang dimana-mana sebagai Caleg DPRD Bali PDIP dari Dapil Kabupaten Klungkung. Maka, setiap masyarakat melihat balihonya, masyarakat selalu diingatkan rekam jejaknya termasuk janji-janjinya. Dua periode menjadi bupati, Suwirta dianggap hanya jadi pembual handal.
Masyarakat Nusa Penida boleh saja kecewa. Tetapi, bicara kekecewaan, tidak ada yang lebih kecewa dari tokoh sepuh masyarakat Nusa Penida, I Nengah Setar. Pengusaha ini dulu adalah pendukung utamanya. Selalu ada di depan, bahkan sejak Suwirta ingin menjadi bupati. Miliaran uangnya habis untuk memberikan dukungan dari segala pembiayaan politik Suwirta, dengan harapan dia bisa berbuat lebih untuk Nusa Penida karena sudah lama daerah ini tertinggal dari dukungan pembangunan pemerintah. Tetapi dua periode Suwirta menjabat, menurut Setar, tidak satupun janji-janjinya dipenuhi untuk pembangunan Nusa Penida.
Janji jalan lingkar, tuntaskan pembangunan infrastruktur jalan ke seluruh desa dan destinasi wisata, 100 persen pemenuhan air bersih dan pemenuhan listrik yang memadai, hal-hal mendasar ini tidak satupun dapat ditagih janjinya selama hampir 10 tahun menjabat. Janji menindak tegas oknum rekanan yang kerjanya tidak sesuai perencanaan, kenyataannya bukannya di blacklist, malah diajak memonopoli proyek-proyek pemerintah. Retribusi wisatawan bocor, pendapatan dari Nusa Penida, tidak bisa digunakan untuk membangun Nusa Penida secara menyeluruh. Hal-hal ini sangat membekas di benak Setar, sehingga sampai sekarang dia masih sangat kecewa, sebagai orang yang pernah mendukung langkah Suwirta menjadi bupati.
“Saya sangat kecewa. Suwirta itu pembohong besar. Sepuluh tahun menjabat tidak menyelesaikan apa-apa di Nusa Penida. Dia hanya membual. Jadi bupati dua periode sudah gagal total, sekarang masih dia masih punya muka mencalonkan diri lagi sebagai calon anggota DPRD Bali. Apa tidak malu dia. Mau janji-janji apa lagi dia sekarang?,” kata Setar saat ditemui di rumahnya di Kawasan Sanur, Denpasar, Senin 15 Januari 2024.
Setar mengaku baru-baru ini kembali dibuat kecewa, saat pulang ke Nusa Penida. Akses jalan menuju Pelabuhan Banjar Nyuh Nusa Penida, sudah sejak lama hancur lebur. Saat hujan, akses jalan itu menjadi kubangan yang dalam, dimana banyak wisatawan mengalami kecelakaan terperosok di tempat itu. Dia mengaku heran, kenapa Pemkab Klungkung tutup mata, seperti tidak ada rasa tanggung jawab dengan kondisi riil Nusa Penida. Sementara di dekatnya ada Pos Pemungutan Retribusi yang setiap hari memungut retribusi dari wisatawan. Setar pun meluapkan kekecewaannya kepada sejumlah petugas pemungut retribusi, di dekat lokasi itu.
“Apa tidak malu kita di Nusa Penida, banyak orang datang ke Nusa Penida, mereka memungut retribusi. Sementara fasilitas jalan yang diberikan pemkab hancur lebur seperti ini. Kemarin itu banyak turis nyemplung disitu. Saya prihatin, saya sendiri tergerak kerahkan tanah urug tiga truk, agar aman dilalui wisatawan. Pemkab itu dimana tanggung jawabnya. Memungut retribusi saja, hasil retribusi itu dipakai apa? Seharusnya kan pakai lagi buat bangun Nusa Penida. Akses jalannya, objek wisatanya, pelabuhannya dan fasilitas umumnya,” kata Setar.
Setar menuntut transparansi Pemkab Klungkung terhadap pemanfaatan dana retribusi yang dipungut kepada wisatawan. Ratusan ribu wisatawan setiap tahun datang ke Nusa Penida, kunjungan meningkat pesat, tetapi kondisi infrastrukturnya jalan di tempat. “De milih caleg bogbog. Sepuluh tahun kita sudah dibohongi oleh Suwirta. Tidak ada hasil apa-apa di Nusa Penida. Jangan mau dibohongi lagi. Jadi bupati saja tidak bisa ngurus Nusa Penida, apalagi jadi anggota dewan. Bisa apa dia nanti. Paling hanya janji-janji saja lagi. Bikin sakit hari masyarakat Nusa Penida. Semasih saya hidup, saya akan tuntut terus janji-janjinya Suwirta,” katanya. (Den)