Fidelity Wibisana, Truth Event Badiou

refleksi atas kisah Wibisana tadi dengan menggunakan perspektif Ethics of Truth Alain Badiou. Pertanyaan yang diajukan di sini sebagai pengarah adalah apakah dari sudut pandangan etika Badiou dapat dikatakan bahwa sikap dan tindakan Wibisana itu merupakan suatu fidelity (kesetiaan) terhadap truth-event? Lalu, apa yang dimaksudkan oleh Badiou dengan fidelity dan truth-event itu? Konsep-konsep apa saja yang sebenarnya menjadi dasar dari etika Badiou

Selengkapnya

Kota, Kita dan Hal Yang Serba Cepat

Jeje secara persuasif mengajak pembaca berjalan kaki untuk merasakan, dan melihat lebih dekat hal-hal kecil dari sudut-sudut kota yang selama ini luput dari pandangan orang kebanyakan: gang-gang sempit, sudut pasar yang kumuh, trotoar yang rusak dan beralih fungsi, orang-orang tunawisma, pedagang, semak-semak, dan masih banyak lagi.

Selengkapnya

Seksualitas di Nusantara Selayang Pandang

dalam tradisi Hindu di Nusantara dan Bali khususnya memandang seksualitas sebagai hal terbuka, dianggap hal yang wajar seperti halnya pemenuhan kebutuhan sehari-hari, seperti makan, minum dan harus dinikmati sebaik-baiknya. Candi-candi di India, di Nusantara menggambarkan adegan seksualitas demikian vulgarnya.

Selengkapnya

Rajapala dan Ratusan Selendang Lain,

Di Vietnam narasi cerita Rajapala dengan cerita Orihime dan Hibokoshi dengan tokoh utama adalah Nguu Lang – Chuk Nu, hanya saja dalam tema cerita tidak digambarkan seorang pemburu, namun seorang penggembala. Di Eropa cerita mirip dengan Rajapala juga dengan judul Swan Maiden (Sayap Angsa). Termasuk di Italia yang hanya menghadirkan tiga bidadari. Di Jepang sendiri dikenal dengan narasi Tanabata, di mana tokoh utamanya adalah Kengyu – Orihime yang seorang petani di dalam Hutan Bambu.

Selengkapnya

Mati Ketawa Ala Pan Balang Tamak

Balang Tamak mengajukan protes kepada Sang Suratma, kenapa mesti tercatat mati. Dia berargumen bahwa dirinya belum selesai menjalankan misinya kepada umat manusia. “Saya tidak menipu masyarakat, justru memberi pencerahan. Masyarakat modern saat ini tidak bisa diberikan perintah dengan kalimat berkulit, bersayap apalagi kalimat majas. Ini bukti masyarakat tidak mau belajar,” sanggah Balang Tamak.

Selengkapnya

Penganan Apem ‘Kojong’ Simbol Kosmologi, Pemujaan kepada Dewi Sri

Apem kojong Nusantara sebagai penganan suci sebagai penghormatan kepada Dewi Sri, Dewi Padi bagi masyarakat Jawa-Bali (nusantara) yang agraris. Apem Bali berbentuk kerucut ini, lahir beriringan dengan sarana Kwangen juga mewakili simbol dari Ang Ung Mang = Om. Pada proses pematangan di dandang ini, apem akan terbentuk sempurna. Begitu juga manusia, akan menjadi matang ketika hidup pada tantangan, panasnya api kehidupan.

Selengkapnya