Rajapala dan Ratusan Selendang Lain,

Di Vietnam narasi cerita Rajapala dengan cerita Orihime dan Hibokoshi dengan tokoh utama adalah Nguu Lang – Chuk Nu, hanya saja dalam tema cerita tidak digambarkan seorang pemburu, namun seorang penggembala. Di Eropa cerita mirip dengan Rajapala juga dengan judul Swan Maiden (Sayap Angsa). Termasuk di Italia yang hanya menghadirkan tiga bidadari. Di Jepang sendiri dikenal dengan narasi Tanabata, di mana tokoh utamanya adalah Kengyu – Orihime yang seorang petani di dalam Hutan Bambu.

Selengkapnya

Mati Ketawa Ala Pan Balang Tamak

Balang Tamak mengajukan protes kepada Sang Suratma, kenapa mesti tercatat mati. Dia berargumen bahwa dirinya belum selesai menjalankan misinya kepada umat manusia. “Saya tidak menipu masyarakat, justru memberi pencerahan. Masyarakat modern saat ini tidak bisa diberikan perintah dengan kalimat berkulit, bersayap apalagi kalimat majas. Ini bukti masyarakat tidak mau belajar,” sanggah Balang Tamak.

Selengkapnya

Penganan Apem ‘Kojong’ Simbol Kosmologi, Pemujaan kepada Dewi Sri

Apem kojong Nusantara sebagai penganan suci sebagai penghormatan kepada Dewi Sri, Dewi Padi bagi masyarakat Jawa-Bali (nusantara) yang agraris. Apem Bali berbentuk kerucut ini, lahir beriringan dengan sarana Kwangen juga mewakili simbol dari Ang Ung Mang = Om. Pada proses pematangan di dandang ini, apem akan terbentuk sempurna. Begitu juga manusia, akan menjadi matang ketika hidup pada tantangan, panasnya api kehidupan.

Selengkapnya

Kumbhakarnna Tattwa

//”Tidak!” potong Kumbhakarna. “Jangan kausamakan diriku dengan dirimu. Engkau seorang negarawan. Penglihatan dan perhitunganmu pasti telah melampaui zaman. Sebaliknya, aku tidak memiliki jangkauan pemikiran demikian. Percayalah, aku tidak memusuhi Rama. Aku perang hanya demi tanah air semata.”//

Selengkapnya
foto by FB I Wayan Westa

Manusia Pembawa Tetes

Karena hidup dimulai dari tetes air, maka manusia yang hidup juga diyakini sebagai pembawa sungai. Ada banyak sungai mistis di dalam tubuh manusia. Yang paling terkenal adalang sungai Tri Nadi. Para peyoga menyebutnya sebagai ida-sumsuma-pinggala. Tiga sungai ini mengalir ke samudra mistis tubuh. Demikian ada penamaan mistis tujuh samudra di tubuh. Setidaknya begitu teks Jnanasiddhanta menuliskan.

Selengkapnya
Seks victorian

Sekilas; Seksualitas dari Masa ke Masa di Indonesia

Seksualitas bagi kalangan raja (kerajaan) di nusantara, bukan dipandang sebagai ‘moralitas’ akan tetapi layaknya kebutuhan manusia sehari-hari; seperti makan dan minum. Karya seni patung, lukisan adalah hal biasa menampilkan ketelanjangan di tempat suci, seperti halnya patung phallus (kelamin pria) dan vaginal (kelamin perempuan). Hanya saja, pejabat kolonial sendiri melihat hal ini sebagai hal yang sangat bertentangan dengan norma yang berlaku di negerinya; baik dalam percakapan, gerakan, candaan, tingkah laku dan bahkan sampai karya sastra dan seni. 

Selengkapnya