Tidak Laku, Koalisi Nawasena Bubar Ambyar

Facebook
Twitter
WhatsApp

POLITIK – kelir bali

oleh Denara -penulis jalanan. Setelah Juliarta-Wijaya mendapat rekomendasi dari Partai Gerindra dan PSI, suhu politik di Klungkung semakin meningkat. Selain mendapat rekomendasi dari induk partainya, Juliarta-Wijaya juga mendapat rekomendasi dari PSI. Sebelumnya PSI sendiri bergabung di Koalisi Nawasena, gabungan 6 Parpol (Golkar, Hanura, Demokrat, PSI, Perindo dan Nasdem).

Bubarkah Koalisi Nawasena?    Ambyar!
Gabungan koalisi ini terhimpun 10 kursi sehingga melebihi ambang batas minimum dengan 6 kursi untuk boleh mencalonkan bupati ke KPU. Kendaraan ini pada awalnya hendak dijual kepada siapa saja yang mau menjadi bakal calon bupati Klungkung. Pun Kendaraan ini dibuat sebagai barisan sakit hati, terhadap PDIP dan Gerindra. Selain disebut sebagai barisan sakit hati, koalisi ini berharap memunculkan poros baru di luar PDIP dan Gerindra.

Saat Juliarta-Wijaya belum mendapat rekomendasi, koalisi nampak seperti gadis cantik menunggu pinangan dari lelaki tampan dan tajir melintir. Namun semua itu, mimpi. Koalisi keropos perlahan, sudah tidak lagi gadis cantik, namun bujang lapuk. Siapapun yang meminang tidak bakal ditolak, asal bernyawa.

Sampai saat Juliarta-Wijaya mendapat rekomendasi belum ada kandidat yang mau jadi supir dan kernet. PDIP yang sudah memastikan bakal calonnya Gung Anom – Ayu Suwirta tentu tidak ambil pusing, karena ambang batas yang dimiliki sudah berlebih. Terkecuali, PDIP ingin menambah kekuatan dengan menarik parpol di Koalisi Nawasena. Namun hal ini ogah dilakukan, selain buang-buang energi untuk melobi juga tidak mendapat kekuatan signifikan dari barisan sakit hati.

Bubarnya Koalisi Nawasena, setelah Juliarta-Wijaya mendapat rekomendasi dari PSI. Pun walau PSI hengkang dari Nawasena, sisa ambang batas masih lagi 9. Nah, yang membuat Nawasena bubar tercerai adalah adanya perintah dari DPP Perindo dengan dua kursi DPRD mewajibkan seluruh cabang mendukung PDIP. Bertepatan dengan hal tersebut, Hanura mendapat perintah dari induk partai, harus mendukung PDIP. Maka ambang batas yang dimiliki Nawasena tersisa 5 kursi, oleh Golkar dua kursi dan Nasdem 2 kursi. Lima kursi tidak mungkin mencalonkan bupati, hancur lebur sudah Koalisi Nawasena.

Di awal-awal pembentukan koalisi, dua kandidat yang melirik Koalisi Nawasena adalah Made Kasta-Gunaksa dari Gerindra. Hanya saja ketika rekomendasi jatuh ke Juliarta, Kasta-Gunaksa mulai kelimpungan. Berusaha mendekati koalisi. Namun tak nyana saat melakukan pendekatan, kendaraan koalisi sudah teramputasi tanpa roda, tanpa setir tinggal bodi tok.

Disisi lain saat awal pembentukan koalisi, nama Cok Sumara dari Puri Klungkung juga sempat digadang-gadang. Hanya saja, Cok Sumara sendiri tidak memiliki kualifikasi dan kompetensi. Terakhir, koalisi mencoba melakukan pendekatan dengan Made Satria. Namun tetap saja tanpa hasil, mengingat koalisi sudah terlanjut bubar. Peluang apa pun bisa terjadi, namun koalisi ini sudah mulai keropos. Bisa jadi ini sebagai penghangat situasi, koalisi bisa merencanakannya dengan baik, toh keputusan akhir ada di DPP.

Pasukan dibubarkan. Ambyar! (den)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Kabar Terkini

Pj Bupati Gianyar, Tagel WirasaTinjau Kesiapan TPS

mewanti-wanti agar para ASN yang ada di lingkungan Pemkab Gianyar bisa bersikap…

Garda Tipikor Laporkan Dugaan Korupsi Sejumlah Kabupaten di Bali

Provinsi Bali sedang darurat Korupsi, pasalnya dari 9 Kabupaten/Kota yang ada, setengahnya…

Menyintas Hidup Lewat Camus

kekacauan hidup adalah sumber dari laku hidup itu sendiri, ia senantiasa produktif…

Ketua Garda Tipikor Mangku Rata Bertemu Mangku Pastika, Minta Petunjuk Pemberantasan Korupsi

Kami datang menemui Pak Mangku Pastika untuk minta petunjuk terkait korupsi khususnya…