Siapa Nahkoda Garuda Klungkung Berikutnya?

Facebook
Twitter
WhatsApp

POLITIK – kelirbali.com

oleh Demy – pembelajar politik. Untuk di Bali, urusan politik Kabupaten Klungkung memiliki warna tersendiri. Hal ini khusus berlaku di Partai Gerindra yang simbolnya burung Garuda. Sekali melesat, langsung menahkodai kusri nomor 1 Klungkung. Hanya saja, dalam perjalanannya nahkoda Garuda ini penuh hiruk pikuk.

Partai Gerindra mulai berjaya saat mampu kursi Klungkung 1 sekaligus kursi Ketua DPRD Klungkung. Dimana Ketua DPRD I Wayan Baru sebagai Ketua DPC Partai Gerindra, I Nyoman Suwirta kader dadakan di Gerindra dan Wakilnya I Made Kasta pendiri sekaligus Sekretaris DPC.

Sekali pun demikian, perjalanan tiga orang ini tidak mulus. Ketiganya memiliki watka masing-masing, Nyoman Suwirta dengan watak pedagangnya, Made Kasta dengan watak perdukunan, dan Wayan baru dengan watak brangasan sedikit preman. Ketiganya akur dalam satu ruang formal, namun sesungguhnya saling menjatuhkan, saling intip kekuatan dan kelemahan.

Di tengah perjalanan, I Nyoman Suwirta hengkang menahkodai burung Garuda dan menumpang di kandang banteng. I Wayan Baru setelah menjadi Ketua DPRD harus puas menjadi wakil ketua dan Made Kasta tetap sebagai Wakil Bupati yang posisinya hanya simbol.

Nah, setelah 2023 lalu jabatan bupati harus selesai, ketiganya mencari jalan masing-masing. I Nyoman Suwirta mengadu nasib ke DPRD Provinsi Bali sebagai caleg, I Wayan Baru bertekad merebut kembali kursi ketua DPRD atau bahkan Klungkung 1, dan Made Kasta juga bertekad duduk di Klungkung 1.

Wayan Baru sendiri memiliki kans untuk mendapatkan rekomendasi dari induk partainya, selain sudah berhasil merebut posisi Ketua Tim Pemenangan Prabowo-Gibran yang sebelumnya diduduki I Made Kasta. Tugas Wayan Baru adalah ganda, selain memenangkan kadernya untuk duduk mendominasi di dewan Klungkung, juga mesti memenangkan Prabowo-Gibran. Hal ini menunggu pembuktian, sehingga Wayan Baru berhak atas rekomendasi yang nantinya bertarung lagi di Pilkada.

I Made Kasta juga tidak mau kalah. Atas desakan berbagai elemen, dirinya juga memantapkan diri merebut kursi Klungkung 1. Dimana selama 10 tahun hanya sebagai simbol, ke depannya membuktikan duduk di Klungkung 1 memang pantas.

Tidak tanggung-tanggung, karena tidak ada beban ikut Nyaleg,sambil berkampanye memenangkan Prabowo-Gibran, Made Kasta juga sudah ancang-ancang ke Klungkung 1. Hal ini dibuktikan dengan dibuatnya media sosial, Semeton Made Kasta 08, Made Kasta menuju Klungkung 1 dan media sosial lainnya. Pilkada memang masih jauh, namun terasa dekat bila duduk bersama orang-orang sehaluan dan berbicara ngobrol. Klaim-klaim dukungan juga sudah mulai berdatangan. Orang-orang yang meyakini Made Kasta akan jadi juga sudah mulai mendekatkan diri.

Nah, tentunya baik Wayan Baru dan Made Kasta sama-sama berjuang merebut tiket dari induk partai. Wayan Baru juga sudah berusaha melobi kader-kader yang potensial untuk mendampinginya. Bisa saja dari Golkar, PDIP, atau dari Partai Gerindra sendiri. Mengingat Wayan Baru dari Nusa Penida, maka pendampingnya mesti berasal dari Klungkung daratan.

Nama yang memungkinkan mendampingi Baru adalah Komang Suantara yang kini duduk di DPRD Klungkung. Nama lain Ketut Juliarta, Agung Sayang Saputra atau Gerindra memilih berkoalisi dengan Golkar atau Demokrat sehingga beban amunisi bertarung bisa diringankan.
Begitu juga dengan Made Kasta. Mesti memilih calon pendampingnya dari Nusa Penida. Beberapa nama yang mencuat adalah Ketut Gunaksa yang kini ikut nyaleg. Selain nama Gunaksa juga ada nama lain sepeti Komang Sumajaya, I Made Satria atau nama lain yang memiliki potensi masa dan ongkos dari Nusa Penida. Bila pun jadi, maka selain menjalankan kewajiban sebagai Balian, juga sebagai Bupati.

Pilkada masih jauh. Di depan ada fatamorgana yang seakan menjanjikan, yang seolah melihat air jernih di tengah padang pasir. Semua memberi harapan, semua memberi angin surga. Yang ditakutkan nanti, pas pada saat pertarungan sesungguhnya, semua sudah pada lelah dan datang dengan tangan kosong berharap ada aminisi berdatangan.

Pun dari partai lain, sudah merancang strategi dengan apik. Menunggu momentum sehingga pas saat pertarungan kompetitor ini sudah siap menerjang dan melaju. Ada kata bijak petarung Samuari terkenal Jepang, ‘Sembunyikan ambisimu, bertarunglah saat syarat-syarat kemenangan sudah di tangan.’(den)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Kabar Terkini

Pj Bupati Gianyar, Tagel WirasaTinjau Kesiapan TPS

mewanti-wanti agar para ASN yang ada di lingkungan Pemkab Gianyar bisa bersikap…

Garda Tipikor Laporkan Dugaan Korupsi Sejumlah Kabupaten di Bali

Provinsi Bali sedang darurat Korupsi, pasalnya dari 9 Kabupaten/Kota yang ada, setengahnya…

Menyintas Hidup Lewat Camus

kekacauan hidup adalah sumber dari laku hidup itu sendiri, ia senantiasa produktif…

Ketua Garda Tipikor Mangku Rata Bertemu Mangku Pastika, Minta Petunjuk Pemberantasan Korupsi

Kami datang menemui Pak Mangku Pastika untuk minta petunjuk terkait korupsi khususnya…