Pertanian Dielukan, Tenaga Penyuluhnya Sangat Minim

Facebook
Twitter
WhatsApp

NEWS – kelirbali.com

Sektor pertanian digadang-gadang sebagai penentu berputarnya roda perekonomian. Pada sektor ini pula, sebagian masyarakat petani adalah warga dengan ekonomi rata-rata. Sehingga perhatian pemerintah mesti terus ditingkatkan pada sektor pertanian agar produksinya memiliki daya saing.

Saat ini, kemarau panjang sudah hampir memasuki hari ke-150. Kondisi ini menyebabkan komoditas pertanian mulai mengering dan krisis air. Kondisi ini juga terjadi lahan pertanian basah pada tanaman padi. Mengecilnya debit air irigasi, menyebabkan petani harus rela tidak tidur demi mendapatkan air irigasi.

Hampir secara merata petani saat ini begadang air irigasi, untuk memastikan air irigasinya tidak dipindahkan petani lain. Kondisi ini terjadi di wilayah subak di Desa Suwat, Kecamatan Gianyar. Petani begadang saluran irigasi di malam hari sampai dini hari. Hal ini agar padi yang beberapa minggu lalu ditanam, tidak kekeringan, sehingga bisa mendapat hasil memadai.

Kabid Sarana dan Prasarana Distanak Gianyar, Sadakarya, Kamis (2/11/2023). Langkah yang dilakukan Dinas Pertanian adalah melakukan pengaturan air dilakukan mulai dari bendungan atau dam. “Pada bendungan atau dam, air dibagi per dua hari kepada saluran irigasi, kemudian dibagi lagi oleh masing-masing subak,” jelas Sadakarya. Persoalannya, debit air mulai mengecil pada saluran irigasi tersier, sehingga petani rebutan air. Namun hal tersebut sudah ada kesepakatan antar subak dan antar petani sehingga tidak ada konflik antar subak atau antar petani. “Sampai saat ini belum ada laporan terkait gagal tanam, kalau keluhan debit air mengecil dari Gianyar Utara sampai Selatan, debit mengecil, dari sumbernya juga mengecil,” jelasnya.

Yang justru menjadi persoalan saat ini adalah Dinas Pertanian Gianyar adalah kekurangan tenaga penyuluh pertanian. Disebutnya, beberapa waktu lalu, tiga tenaga penyuluh sudah pensiun. “Kini tersisa 11 tenaga penyuluh, penyuluh ini juga sudah berumur, di atas 50 tahun, mobilitas sudah menurun,” jelas Sadakarya. Tenaga penyuluh ini juga dibantu 13 tenaga penyuluh dari Tenaga Harian Lepas Tenaga Bantu Penyuluh Pertanian (THL TBPP) dari pusat. Sehingga jumlah penyuluh keseluruhan sebanyak 24 tenaga. Ke 24 penyuluh ini mesti menggawangi 1.950 subak yang ada di Gianyar. “Bisa dibayangkan satu tenaga penyuluh pertanian mesti menggawangi 66 subak, kerja mereka menjadi berat,” bebernya.

Kondisi tersebut sudah berulang dilaporkan ke Kementerian Pertanian agar bisa diangkat tenaga penyuluh. Setidaknya menurut Sadakarya, satu desa dengan satu tenaga penyuluh. “Hal ini sudah kami usulkan ke Kementerian Pertanian, namun sampai saat ini belum ada penambahan, harapan kami ada rekrutmen, sebab tenaga yang ada juga akan segera pensiun tahun ini dan di tahun 2024,” harapnya. Sebagai penjaga gawang pertanian di tingkat bawah, tenaga tersebut dibutuhkan. Satu desa satu penyuluh sudah cukup dibanding kondisi saat ini, yang setiap penyuluh menggawat 66 subak. “Dengan ditambah tenaga penyuluh, program Pertanian lebih cepat sampai ke petani,” harapnya.(den)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Kabar Terkini

Pj Bupati Gianyar, Tagel WirasaTinjau Kesiapan TPS

mewanti-wanti agar para ASN yang ada di lingkungan Pemkab Gianyar bisa bersikap…

Garda Tipikor Laporkan Dugaan Korupsi Sejumlah Kabupaten di Bali

Provinsi Bali sedang darurat Korupsi, pasalnya dari 9 Kabupaten/Kota yang ada, setengahnya…

Menyintas Hidup Lewat Camus

kekacauan hidup adalah sumber dari laku hidup itu sendiri, ia senantiasa produktif…

Ketua Garda Tipikor Mangku Rata Bertemu Mangku Pastika, Minta Petunjuk Pemberantasan Korupsi

Kami datang menemui Pak Mangku Pastika untuk minta petunjuk terkait korupsi khususnya…