Menanti Petarung pada Pilkada Klungkung 2024

Facebook
Twitter
WhatsApp

POLITIK – kelirbali.com

oleh Denara, penulis jalanan. Sekali pun Pilkada di Kabupaten Klungkung masih tergolong jauh dan Pilpres belum dilewati, nama-nama yang akan bertarung di Pilkada Klungkung sudah mulai muncul secara samar.

seperti taktik gerilya, diembuskan, namun kalau tidak mendapat sambutan masyarakat dipetieskan lagi. Namun demikian, tentu ada tokoh yang mencoba peruntungan di Pilkada Klungkung nanti. Pembicaraan-pembicaraan awal sudah dilakukan, yang artinya seperti anak remaja, mencoba pacaran.

Sebelumnya, mari flashback Pilkada sejak 2008.

Di Tahun 2008 lalu, pada Pilkada Klungkung jumlah petarungnya ada tujuh pasang. Sekali pun tujuh pasang calon, I Wayan Candra-Cokorda Gde Agung mampu memenangi dan melewati dengan satu putaran. Dimana perolehan suaranya sebesar 33.122. Angka yang tipis, andai kurang dari 30.000 suara maka Pilkada menjadi dua putaran.

Sedangkan pesaing dibawahnya adalah Cokorda Raka Putra-Gunaksa dengan perolehan suara 29.100. Disusul Prof Kinog-Darmayasa dengan perolehan 21.000 suara. Sedangkan keempat petarung lain, suaranya tidak signifikan. Dimana jumlah pemiluh saat itu sebesar 140.000 pemilih. Pilkada 2008, menempatkan Wayan Candra duduk di kursi Klungkung 1 dan periode kedua masa jabatannya.

Pilkada 2013, muncullah pendatang baru yang digadang-gadang membawa perubahan besar di Klungkung. Sekalipun dalam tulisan sebelumnya, disebutkan 10 Tahun Periode Gelap Pembangunan di Klungkung. Pendatang baru yang tidak berlatar belakang politik ini adalah I Nyoman Suwirta, asal Nusa Ceningan, Nusa Penida. Sedangkan pasangannya adalah I Made Kasta, yang saat itu duduk sebagaui anggota DPRD Klungkung dari fraksi Gerindra.

Pilkada 2013 lalu, petarungnya berjumlah 4 pasang. Dimulai dari Cokorda Bagus Oka-IB Adnyana. (Golkar dan Demokrat). Pasangan kedua adalah Anak Agung Gede Anom-I Wayan Regeg (PDIP dan koalisi). Ketiga, Cokorda Raka Putra-Tika Winawan (Hanura, PDP) dan pasangan keempat, I Nyoman Suwirta-Made Kasta.

Kemenangan Suwirta-Kasta jika melirik perolehan suara, hanya 34.788 suara. Sedangkan pasangan dari PDIP, AA Anom-Regeg memeroleh 27.728 suara. Pasangan Cok Raka-Tika dengan 18.000 suara dan pasangana Cok Bagus-Adnyana (Golkar) dengan 28.000 suara.

Selain muncul pendatang baru, munculnya dua tokoh Puri Klungkung memberi keuntungan memecah suara sehingga dukungan ke Suwirta-Kasta bisa unggul. Pun suara PDIP juga menurun dari 33.000 suara pada Pilkada 2008 turun ke 27.000 di Pilkada 2013.

Nah, pada Pilkada 2018 lalu, ada dua pasang calon. Cokorda Bagus Oka-Ketut Mandia melawan pasangan Nyoman Suwirta-Made Kasta. Pasangan Suwirta-Kasta unggul dengan perolehan suara 92.944 suara. Sedangkan Cok Bagus Oka-Mandia (PDIP, PKPI, Hanura,PKB) memeroleh 28.977 suara. Suwirta-Kasta menang telak sehingga kembali duduk di Klungkung 1 untuk periode 2.

Sebagai simpulan awal, perolehan suara pada Pilkada 2008, 2013 dan 2018, perolehan suara PDIP di Pilkada cenderung stagnan. Tetap berkutat di angka 30.000-an. Yang bisa disebut, PDIP hanya memiliki basis kekuatan suara diambang batas 30.000 suara, pada tiap Pilkada. Sekalipun kemenangan Jokowi-Amin di Klungkung dibilang tinggi, kemenangan itu hanya ditopang 30.000 suara PDIP dan sisanya adalah suara masyarakat pendukung untuk Jokowi.

Siapa petarung selanjutnya pada Pilkada Klungkung 2024. Dua nama dari PDIP yang digaungkan maju dalam Pilkada nanti adalah Cokorda Gde Agung. Kini duduk sebagai Anggota DPRD Bali. Pengalamannya pernah sebagai Wakil Bupati mendampingi Wayan Candra dan pernah sebagai Bupati sekitar 6 bulan. Cok Agung demikian sapaannya, saat ini maju bertarung untuk Pileg 2024. Sehingga perolehan suara saat Pileg bisa menentukan apa bisa mendapat rekomendasi dari Ketum. Pun bisik-bisik menyebutkan Cok Agung nantinya bila berhasil duduk di DPRD Bali, lebih nyaman merebut kursi Ketua DPRD Bali. Dari sisi amunisi, tergolong pas-pasan namun dukungan dari kolega sesama Kandang Banteng mencukupi.

Nama kedua adalah Anak Agung Gede Anom. Selain sebagai Ketua DPC PDIP Klungkung juga saat ini duduk sebagai Ketua DPRD Klungkung. Bila menyebut prestasi, tidak menampak jelas. Gebrakan di DPRD Klungkung nyaris tidak ada dan hanya sebatas menyelesaikan administrasi kelembagaan.

Untuk amunisi suara nantinya, diperkirakan besar, karena mendapat nilai sokongan hibah/bansos yang besar dibawah nilai bansos/hibah Nyoman Suwirta yang sama-sama Nyaleg. Bansos inilah sebagai jualan politik, sedangkan ide gagasan pembangunan di Klungkung nyaris tidak ada. Pun, hampir dua dekade baik pernah sebagai Ketua DPRD sebelumnya, sebagai Ketua DPC, menampak kantor DPD PDIP tempatnya bernaung adalah warisan I Wayan Candra. Tidak berubah sejak 15 tahun, hanya bercat merah.

Nama ketiga dari PDIP, kemungkinan yang bisa dijual adalah Nyonya Ayu Suwirta, istri dari Nyoman Suwirta. Dari amunisi dibilang sangat-sangat mencukupi. Bahkan melebihi aminisi dari dua calon dari PDIP. Hanya saja kemampuan akademis dan kemampuan di atas panggung masih dipertanyakan. Selama menjadi Ketua TP PKK, tidak menampak ide gagasan atau prestasi yang dibuat. Walau sebelumnya, di media pernah disebutkan sebagai calon kuat pengganti suami, walau dipilih duduk di Nomor 2. akan berdarah-darah bila dipaksakan maju.

Nama keempat adalah I Wayan Baru yang berasal dari Gerindra. Dalam dunia perpolitikan hampir 15 tahun malang melintang di Legislasi. Kemampuan amunisi disebutkan mencukupi untuk bertarung. Namun kata orang, sifat berangasan mendekati preman ini lebih tidak sukai sesama kader Gerindra. Walau demikian, dukungan suara di Nusa Penida selalu terbesar saat Pileg. Inilah sebagai modal dasarnya, sehingga mesti didampingi orang yang sangat-sangat kalem guna mengimbangi berangasannya.

Kelima adalah Luh Komang Ayu Ari Ningrum. Terjun ke dunia politik sejak 15 tahun lalu, sudah merasakan asam garam di legislasi. Kini juga duduk sebagai Ketua DPD II Golkar Klungkung. Soal aminisi, boleh dibilang memadai, karena memiliki jaringan yang kuat di Pohon Beringin juga low profilnya menjadikan disegani kawan dan lawan. Belakangan ini juga sudah sering muncul di media, dan sekaligus sebagai Sekretaris Tim Pemenangan Prabowo Gibran. Cukup menjual, walau masih perlu dasah lagi dalam dunia politik.

Keenam, Nama I Wayan Subamia. Nama ini pernah muncul dari PDIP, bila dari Cok Agung dan Gung Anom tidak bersedia maju sebagai calon. Dari sisi amunisi, boleh dibilang memadai, selain sebagai Ketua KONI Klunkung juga disebut-sebut memiliki bisnis di bidang kesehatan seperti apotek dan rumah sakit. Pun dukungan keluarga yang memiliki amunisi bila nanti mesti menjadi calon. Hanya saja, sebagai Ketua KONI menggawangi olahraga di Klungkung tidak menunjukkan prestasi yang membanggakan.

Ketujuh, nama I Made Wijaya semakin santer akan ambil jatah dari Golkar. Secara amunisi sangat memadai. Hanya saja, munculnya di media hanya pada saat-saat tertentu. Tidak ada kritik apa pun ke pemerintahan dan cenderung cari aman. Berembus kabar, bahwa dirinya ngotot di nomor satu, karena merasa memiliki aminisi, walau dukungan suara tidak signifikan. Soal gagasan ekonomi, kemungkinan mampu, namun membangun Nusa Penida sebagai daerah asalnya, tidak menampak gagasannya yang cemerlang.

Kedelapan, I Made Kasta. Berpengalaman di pemerintahan selama hampir 10 tahun. Dari sisi amunisi bisa disebut tidak memadai. Bekalnya hanya pengalaman sebagai wakil bupati. Kemampuan di atas panggung, sangat mumpuni, mengingat karirnya dari Bendesa Desa Akah, Dukun dan pernah jadi anggota DPRD Klungkung. Disebut-sebut memiliki kans kuat maju dari Gerindra, namun lagi-lagi rekomendasi masih ada di tangan Prabowo. Sebagai ketua tim pemenangan Prabowo-Gibran, mampukah mendulang suara, sehingga rekomendasi nanti jatuh pada dirinya.

Nama kesembilan, kesepuluh dan selanjutnya adalah kuda hitam. Seperti Putu Tika Winawan apakah akan maju, sebab saat sangat jarang muncul ke publik. Menggawangi partai Perindo yang saat ini Nyaleg ke DPRD Klungkung. Selanjutnya I Ketut Mandia yang juga nyaleg dari Gerindra ke DPRD Bali.

Di sisi lain, dua tokoh Puri Klungkung, Cokorda Raka putra dan Cokorda Bagus Oka apakah akan maju lagi, guna mengulang atau reuni dalam Pilkada. Atau mungkin, diam-diam Puri Klungkung menyiapkan tokoh yang akan maju dan meramaikan perhelatan Pilkada Klungkung mendatang.

Tentu ada nama lain yang masih sangat layak disebut yang mungkin saat ini sedang bertapa dalam pendidikan politik sambil megumpulkan aminisi. Lagi-lagi, pertarungan di Pilkada 2024 adalah pertarungan yang lumayan seru. Karena semua petarung tidak ada yang baru.

Disisi lain Pilgub dan Pilkada yang berbarengan ini, bisa jadi bumerang atau bisa jadi menguntungkan dalam hitungan politik. Bisa jadi PDIP koalisi dengan Gerindra di Pilkada atau kemungkinan lain. Atau, saat ini energi dihabiskan untuk Pileg-Pilpres, maka saat menghadapi Pilkada sudah kehabisan nafas.

Tenang, tenang, rekomendasi ada di Jakarta,,,,(den)

(foto diambil dari web Balipost

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Kabar Terkini

Pj Bupati Gianyar, Tagel WirasaTinjau Kesiapan TPS

mewanti-wanti agar para ASN yang ada di lingkungan Pemkab Gianyar bisa bersikap…

Garda Tipikor Laporkan Dugaan Korupsi Sejumlah Kabupaten di Bali

Provinsi Bali sedang darurat Korupsi, pasalnya dari 9 Kabupaten/Kota yang ada, setengahnya…

Menyintas Hidup Lewat Camus

kekacauan hidup adalah sumber dari laku hidup itu sendiri, ia senantiasa produktif…

Ketua Garda Tipikor Mangku Rata Bertemu Mangku Pastika, Minta Petunjuk Pemberantasan Korupsi

Kami datang menemui Pak Mangku Pastika untuk minta petunjuk terkait korupsi khususnya…