Menanti Petarung dari Gerindra Klungkung

Facebook
Twitter
WhatsApp

POLITIK – kelirbali.com

Selama dua periode, Kabupaten Klungkung dipimpin kader dari Partai Gerindra. Sekali pun pada pertengahan jalan Bupati Klungkung Nyoman Suwirta menyeberang ke PDIP, duduknya sebagai bupati berasal dari dukungan Partai Gerindra. Pada Pilkada mendatang, muluskah kader Gerindra merebut posisi Klungkung 1?

Rekapitulasi oleh KPU Klungkung, Gerindra berhasil mendudukkan 8 kursi di DPRD Klungkung. Perjuangan yang dilalui juga cukup berat. Walau demikian, kerja kerasnya membuahkan hasil. Dengan delapan kursi, nampaknya saat Pilkada nanti Gerindra Klungkung tidak membutuhkan koalisi, mengingat suaranya sudah melebihi 20% dari perolehan kursi.

Optimisme kader Gerindra untuk merebut Klungkung 1 mulai bermunculan. Bahkan jauh-jauh hari tampaknya Gerindra sudah menyiapkan kadernya untuk duduk di Klungkung 1. Namun peta politik cair dan terus mengalir. Kinerja dan keringat saat Pileg menjadi ukuran.
Sekali pun meraih 8 kursi di DPRD Klungkung dan 1 kursi di DPRD Bali, soliditas kader di Partai Gerindra nampaknya rapuh. Boleh dibilang para kader berjalan sendiri-sendiri untuk memenangi Pileg. Sehingga dalam menghadapi Pilkada mendatang, beberapa kader mengaku memiliki kans mendapat rekomendasi, bahkan mengaku dekat dengan Prabowo atau Hashim.

Berkaca dari perjalanan Pemilu, yang ditunjuk menjadi Ketua Tim Pemenangan Daerah (TKD) Klungkung adalah Made Kasta. Entah kenapa, belum sebulan menjabat ketua tim pemenangan posisi ketua tim dijabat oleh Wayan Baru. Kasak-kusuk menyebut, Wayan Baru ingin mendapat panggung dan memuluskan jalan mendapat rekomendasi.
Made Kasta sendiri beralasan bahwa menjabat Plt Bupati tidak etis menjabat Ketua Tim Pemenangan. Wayan Baru menunjukkan kinerjanya sebagai kader dan dari Dapilnya membawa 4 kursi ke DPRD Klungkung. Hasil yang mengenaskan di Dapil Kecamatan Klungkung, kehilangan satu kursi DPRD. Seakan tudingan ke arah Made Kasta, bahwa dirinya tidak serius berjuang memenangkan kader Gerindra di Pileg.

Usai Pileg, tampaknya energi Wayan Baru menurun. Tidak tampak semangatnya untuk merebut rekomendasi untuk Pilkada. Padahal, kans untuk merebut rekomendasi untuk duduk di Klungkung 1 sangat besar. Wayan Baru sendiri sebelumnya diisukan akan berpaket dengan Anak Agung Sayang. Di sisi lain untuk menambah kekuatan atau soliditas dukungan Wayan Baru juga menjalin komunikasi dengan Partai Golkar guna memperkuat tim yang maju Pilkada.

Panasnya perjuangan memenangkan Pileg dan banyak menguras energi termasuk aminisi, disebutkan Wayan baru enggan maju ke Klungkung 1. Dengan memastikan duduk di Wakil Ketua perjuangan ke Klungkung 1 enggan diraih.

Calon yang berambisi adalah Made Kasta. Berbekal 10 tahun menjadi Wakil Bupati Klungkung, dianggap mendapat simpati dari masyarakat Klungkung. Dalam 10 tahun posisinya sebagai wakil tersingkirkan. Sehingga jabatannya sebagai wakil bupati hanya sebagai simbol saja. Hanya saja, kader Gerindra menilai Made Kasta setengah hati bergerak untuk memenangkan Caleg Gerindra di dapil Klungkung. Sehingga kans untuk mendapat rekomendasi kecil. Sekali pun disebut dukungan dari masyarakat disebut-sebut tinggi, dan tinggal pembuktian. Bahkan, sebagai paketnya digadang-gadang Ketut Gunaksa asal Nusa Penida yang lolos sebagai anggota DPRD Klungkung.

 

Lalu muncullah Ketut Juliarta yang berhasil lolos ke menuju DPRD Bali. Bahkan dengan meyakinkan Juliarta sendiri bakal merebut rekomendasi dari Prabowo. Bahkan dengan lugas pula, Juliarta asal Kecamatan Dawan akan berpaket dengan Komang Sumajaya, anak dari Nengah Setar yang kini menggeluti bisnis hotel.

Juliarta juga dengan gamblang menyebut perjuangannya menuju DPRD Bali banyak mendapat sandungan. Bahkan kader sesama partai ikut menggeroti suaranya. Hanya saja, berbekal pengalaman sebagai anggota DPRD Bali selama 5 tahun tidak cukup. Beberapa kalangan menyebut Juliarta masih terlalu muda dan kapasitasnya sebagai pemimpin diragukan. Namun toh dia berujar, walau kapasitas kurang, toh masih bisa didampingi tenaga ahli di belakangnya.

Melihat kondisi tersebut, nampaknya perebutan rekomendasi di kader Gerindra Klungkung menjadi persoalan. Beberapa kader merasa berhak karena berdarah-darah memenangi Pemilu, merasa berhak mendapat rekomendasi. Disisi lain, ada kader yang merasa telah lelah berjuang membesarkan partai, namun haknya dikebiri.

Tidak dipungkiri juga, kader yang akan maju kali ini mesti berhitung. Dimana amunisi untuk berjuang menduduki Klungkung 1 bukan angka yang kecil. Selain biaya saksi di seluruh TPS juga biaya kampanye termasuk biaya tim dan media. Perhitungan lain adalah mesin partai yang selalu bergerak dan tanggap menangkap perkembangan arah dukungan dan psikologi masyarakat pemilih.

Namun toh pada akhirnya kekuatan dana yang berbicara.(den)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Kabar Terkini

Balasan Terbaik ASTAGUNA Membungkam Gerindra “Menangkan Pilkada”

Gerak alam pun menunjukkan pembelaannya. Di tengah keputusasaan setelah diabaikan Gerindra, tiba-tiba…

BRI Peduli – Serahkan Satu Unit Dump Truk ke Pemkot Denpasar

Yoggi Pramudianto Sukendro mengatakan, bantuan dump truck ini sendiri merupakan wujud dan…

BRI Peduli–Serahkan Bantuan Satu Unit Dump Truck ke Pemkot Denpasar  

Bank BRI Kanwil Denpasar melalui program BRI Peduli menyerahkan bantuan satu unit…

Tim Pemenangan Prabowo-Gibran Backup Penuh Paket KATA

“Keluarga besar Pelita Prabu telah menunjukkan dukungan yang luar biasa. Kami harus…

Keberanian dan Kesunyiannya Masing-masing

Jika keberanian hanyalah soal otot (fortitude) maka preman pasar loak pun dapat…