GIANYAR – kelirbali.com
Pada setiap Purnamaning Kapat hampir seluruh warga Hindu Bali melaksanakan upacara keagamaan. Baik skala kecil, menengah dan besar. Disebutkan saat Purnama Kapat, Tuhan melalui sinar sucinya menurunkan anugerah yang melimpah kepada semua mahluk hidup. Di semua desa akan nampak kemeriahan, kemegahan danwarga mengenakan pakaian aneka warna ke Pura, kidung suci pun dilantunkan.
Salah satu karya pujangga yang terkenal dalam mengiringi upacara keagamaan ini adalah Kawitan Wargasari. Disebutkan artinya, “Pada sebuah gunung yang indah, Saat itu bulan kartika, bunga-bunga aneka warna bermekaran, dari pepohonan, perdu dan reumputan semua berbunga. Semuanya tegak nan indah berjajar beriringan.” Laku religius ini terus hidup, dan semua warga melaksanakan dengan riang.
Tak kalah beruntungnya, Ni Nyoman Sugiani asal Kota Gianyar yang memiliki lima are di Desa Suwat. Lahan ini sesungguhnya akan di bangun semacam pondok untuk istirahat di akhir pecan atau liburan. Karena dana belum mencukupi, maka lahan ini ditanami Pisang dan aneka bunga termasuk sayuran. Lahan yang berteras sering tersebut, pada pinggiran teras sering oleh suaminya ditanami bunga mitir. Sekitar 300 pohon mitirnya kini sedang berbunga lebat, sehingga menjadi over produksi.
Mendengar dari tetangganya, harga bunga mitir naik dari Rp 8.000/kg kini menjadi Rp 20.000/kg, Sugiani segera saja memetik bunga mitirnya dengan kantong plastic jumbo merah. Pada panen perdana ini didapat bunga sekitar 7 kg, sehingga sangat membantu kebutuhan dapurnya. Senyumnya akhirnya sumringah. Bunga tersebut akan dipetik tiga hari lagi dan menjualnya lagi ke pasar. Kondisi serupa juga dialami petani Made Laba (68) di Desa Bakbakan. Sebagian lahan sawahnya sekitar 6 are ditanami bunga mitir. Pada panen pertama mendapatkan 12 kg bunga. Made Laba sangat terkejut ketika di Pasar Samplangan, bunganya laku Rp 20.000/kg. “Tiang sangat terkejut, biasanya paling mahal 10.000/kg, kini harganya sangat menjanjikan,” terang Laba. Padahal saat menanam bunga sudah merasa tidak optimis, mengingat sudah musim kemarau. Purnama Kapat ini rejeki bagi keluarga kami,” jelas Laba yang hidup bersama istrinya saja
Dikonfirmasi Kabid Perdagangan dan Pemantauan Harga Komoditi, Henny Sriwahyu, Senin (25/9/2023) menjelaskan di beberapa pasar komoditi yang paling kentara melambung harganya adalah bunga mitir. “Pekan lalu ada di kisaran harga Rp 6.000/kg, lalu naik ke Rp 8.000/kg, ke 15.000/kg dan hari ini di angka Rp 20.000/kg,” jelas Sriwahyu. Dijelaskan kenaikan harga ini dipengaruhi oleh tingginya permintaan menjelah Purnama Kapan yang jatuh pada Jumat nanti. Sedangkan saat ini musim kemarau, sehingga petani yang mengadu nasib menanam bunga mitir berkurang. “Permintaan tinggi dan pasokan berkurang karena kemarau, ini penyebabnya,” jelasnya.
Di sisi lain, harga beras di pasar yang ada di Gianyar masih tinggi. Beras tanpa merk masih di harga Rp 13.500/kg yang sebelumnya di kisaran Rp 9.500/kg. Beras Putri Sejati masih di angka Rp 14.500/kg dimana sebelumnya di kisaran Rp 12.000/kg, beras super yang sebelumnya Rp 12.500/kg kini naik menjadi Rp 15.000/kg. “Harga beras ini berbeda-beda di setiap pasar, bahkan ada yang mencapai Rp 16.000/kg atau lebih tergantung stok dan pasokan. Upaya menggelar pasar murah sudah dilakukan,” jelasnya. Sedangkan komoditi yang mengalami turun harga drastis adalah bawang merah, yang pekan lalu di angka 31.000/kg kini terjun bebas di angka Rp 18.000/kg. “Ini (bawang merah) panennya secara nasional berbarengan, sehingga pasokan melimpah,” tutupnya.den