POLITIK- Kelir Bali
oleh Denara – penulis jalanan. Dua kabupaten yang bersebelahan sama-sama bertarung di Pilkada. Kabupaten Gianyar dan Kabupaten Klungkung. Dari pemetaan sementara, PDIP Gianyar paling siap dan memang sudah bersiap jauh-jauh hari. Kans menang sudah disebutkan 70% lebih.
Sedangkan PDIP Klungkung masih menunggu dan saling rebutan di internal. Sehingga ada sebutan, Pilkada Gianyar; PDIP melawan kotak kosong, PDIP Klungkung kotaknya masih kosong.
Hal ini sangat beralasan. Paket AMAN (Agus -Anak Agung Mayun) maju sebagai petahana dan sudah jauh-jauh hari menyiapkan diri. Selama menjabat sebagai bupati selain menuntaskan urusan birokrasi dan melakukan pembangunan, juga aktif melakukan pendekatan dengan masyarakat. Dimana salah satu sumber basis suara Agus Mahayastra-Agung Mayun adalah desa adat dan tokoh masyarakat.
Pembuktian Agus Mahayastra terbukti saat Pileg 2024 lalu, dari jumlah kursi DPRD sebanyak 26 menjadi 31 kursi. Bahkan untuk DPRD Bali dapil Gianyar hampir sapu bersih. Dari enam kursi, hanya menyisakan satu kursi buat partai Gerindra. Capaian ini sangat luar biasa, dimana sebelumnya dari 6 kursi dapil Gianyar merebut 4 kursi. Pun hal ini ditopang dengan pendekatan Ketua DPC PDIP yang juga petahana, sehingga kenaikan suara signifikan.
Untuk PDIP Klungkung, ternyata kotaknya masih kosong.
Seperti diberitakan sebelumnya, bila PDIP Klungkung termasuk DPD PDIP Bali obyektif memberi penilaian, maka Ketua DPC PDIP Agung Anom layak maju. Anak Agung Anom sudah membuktikan diri membesarkan partai, baik perolehan di DPRD Klungkung dan DPRD Bali. Bahkan selama sebagai ketua DPRD Klungkung sangat banyak bantuan hibah yang diturunkan masyarakat. Sehingga hal ini sebagai amunisi di Pilkada.
Sedangkan pendampingnya, Nyonya Ayu Suwirta istri dari mantan Bupati Klungkung. Bila rekomendasi Anom-Ayu turun, Nyoman Suwirta sendiri pastinya berjuang habis-habisan untuk menggolkan istrinya sebagai Wabup. Di samping itu, perolehan suara Nyoman Suwirta saat maju Pileg sangat besar, lebih dari 50.000 suara. Andai suara ini masih terpelihara, maka modal di Pilkada sudah ada. Bukankan tidak perlu lagi ada kotak kosong apalagi otak kosong.(den)