Nasib Nelayan yang Belum Tersentuh Visi Misi Capres

Facebook
Twitter
WhatsApp

SENTIL – kelirbali.com
Dalam kisah India (Hindu) Baruna disebutkan sebagai penguasa laut. Saking berkuasanya atas laut, maka Baruna sendiri disebut sebagai Dewa Laut dan mendapat tempat di kalangan para dewa. Dalam kisah lain, Baruna juga disebut sangat kaya raya dengan usahanya sebagai penguasa lautan. Pun dalam sasanti Timur disebutkan Baruna sangat kukuh dan tegas menjaga seluruh ekosistem laut. Saking kayanya Baruna, dengan tiga kapal laut berlapis emas, di pelabuhan antara India dengan Srilanka, malam hari bagaikan siang. Tiga kapal berlapis emas tersebut memancarkan cahaya, bahwa dengan mengolah laut bisa menjadi sangat kaya raya.

Sampai pula ke Nusantara (Indonesia). Negeri yang dikelilingi laut, ikan dan garam melimpah ruah. Pusat-pusat perdagangan sebagian besar berada di pesisir. Bahwa yang sejatinya, masyarakat Nusantara aslinya adalah memiliki watak bahari, maritim. Dengan masuknya kolonial Belanda, budaya bahari ini mulai digeser ke budaya agraris dengan bercocok tanam masal sesuai kebutuhan kolonial saat itu. Mungkinkah mengembalikan kejayaan bahari pada masa silam tersebut? Yang anehnya, laut melimpah, garam masih impor, ikan melimpah, namun konsumsi ikan laut rendah, termasuk pakan ternak yang berasal dari ikan laut, masih impor.

Sebentar lagi Bangsa Indonesia akan menghadapi Pemilu. Bagi masyarakat yang menggantungkan hidupnya dari maritim/bahari, bisa membaca atau mencermati, di antara tiga Capres, mana yang lebih berpihak kepada Maritim/Bahari. Sehingga potensi kelautan Nusantara benar-benar terkelola dengan baik, dengan hasil maksimal, setidaknya menyamai kekayaan Dewa Baruna, dengan tiga armada laut besar dan berlapis emas.

Melihat Capres Cawapres Prabowo dengan Visinya Menuju Indonesia Emas 2045, dalam 17 Program prioritas tidak tampak bagaimana dalam program prioritas dalam mengelola sumber daya kelautan. Secara umum, program prioritas Prabowo- Gibran masih berkutat kepada persoalan dasar Rakyat Indonesia, seperti program prioritas pertama; Mencapai swasembada pangan, energi dan air. Prabowo dipastikan menyadari persoalan pokok yang dihadapi negara-negara berkembang di dunia adalah; Ketahanan Pangan, Air dan Energi. Sehingga dalam pelaksanaan program, ketiganya mesti berjalan bersamaan antara Ketahanan Pangan, Air dan Energi. Pun dalam program selanjutnya adalah menyelesaikan persoalan pokok bangsa, dari korupsi, kemiskinan, kesehatan, pendidikan, pertanian dan terakhir kebudayaan. Melihat 17 program prioritas ini, bila dilaksanakan bersungguh-sungguh akan menuju pula Indonesia Emas. Dan akan lebih baik lagi, Bangsa ini berjaya di darat dan berjaya ekonomi di laut.

Selanjutnya visi dari Paket Anies Baswedan-Cak Imin. Visinya adalah; “Indonesia Adil makmur untuk Semua”. Tidak jauh berbeda dengan Misi Capres Prabowo-Gibran, misi pertama yang dijalankan adalah Kemandirian Pangan, Ketahanan energi dan Kedaulatan air. Misi AMIN pertama ini mirip dan hampir sama dengan misi Prabowo. Sedangkan misi selanjutnya juga menjawab dan memecahkan persoalan bangsa yang dihadapi saat ini, mulai dari upah, hukum dan pertanian. Namun misi AMIN masih sedikit menyinggung soal kesehatan dan pendidikan.

Terakhir, Pasangan Ganjar Mahfud dengan tegas menyebutkan Gerak Cepat mewujudkan negara Maritim yang adil lestari. Dimana Visinya adalah Menuju Indonesia Unggul. Misi oleh Prabowo dan AMIN memiliki kemiripan, namun agar berbeda dengan misi Ganjar. Sekali pun dalam misi semuanya bermuara kepada persoalan bangsa yang dihadapi saat ini, namun misi Ganjar-Mahfud sepertinya masih di awang-awang, mengingat target capaian dan output dicapai tidak nampak jelas. Pun Maritim hanya diartikan sebagai moda trasnportasi dan memang menjadi milik, namun substansi nelayan dan penghidupannya belum tersentuh.

Semua visi dan misi dalam batasan melihat Indonesia saat ini, namun tidak tergambar Indonesia Emas di 2045 seperti apa. Semua mewacanakan adil makmur, maju, berkepribadian, sejahtera dan tidak nampak ide atau gagasan baru guna mewujudkan Indonesia Emas. Indonesia Emas yang dibayangkan rakyat Indonesia, bisa jadi bergelimang cahaya keemasan, dan generasi mendatang di saat Indonesia Emas terwujud, rakyat Indonesia tidak terbebani hutang luar negeri menumpuk. Tidak terbebani oleh harga beras/pangan yang harganya meroket di negeri agraris subur hijau royo-royo, fasilitas pendidikan yang jauh maju dan tidak lagi mendengar ada warga kesulitan air minum.(den)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Kabar Terkini

Kode Gurita di Pantai Berawa

pulau ini yang gampang diajak bekerjasama. Pengaruhnya juga seperti gurita, mencengkram para…

Pj Bupati Gianyar, Tagel WirasaTinjau Kesiapan TPS

mewanti-wanti agar para ASN yang ada di lingkungan Pemkab Gianyar bisa bersikap…

Garda Tipikor Laporkan Dugaan Korupsi Sejumlah Kabupaten di Bali

Provinsi Bali sedang darurat Korupsi, pasalnya dari 9 Kabupaten/Kota yang ada, setengahnya…

Menyintas Hidup Lewat Camus

kekacauan hidup adalah sumber dari laku hidup itu sendiri, ia senantiasa produktif…