Tebar Pesonanya Dua Bersaudara, Gibran-Kaesang; Berpartai Ala Milenial

Facebook
Twitter
WhatsApp

POLITIK – kelirbali.com
Redaksi Kelir; Tidak pernah ada yang menduga, bahkan Kaesang Pangarep sendiri bakal menjadi pemimpin Parpol di Indonesia. Tidak tanggung-tanggung, Parpol yang digawanginya adalah Parpol yang sedang naik daun dan oleh sebagian besar pengamat memiliki masa depan yang cerah. PSI.

Apakah kemunculan dua bersaudara, Gibran Rakabuming Raka yang kini menjadi Walikota Solo dan Kaesang Pangarep linier dengan Pilpres 2024? Atau memang kemunculannya sudah direncanakan jauh-jauh hari atau memang kebetulan. Dari kemunculannya, paling tidak, bumbu-bumbu cerita politik ke depan akan semakin manis dengan hadirnya dua politisi baru muda, sehingga tidak berkutat dengan partai lama yang semua turunan dari produk Orde Baru. Partai lama ini sudah mandeg dengan platform lama, yang nampaknya tidak jauh seperti partai milik kaun tua. Jadi pertanyaannya; Apakah kedua putra ini hanya sebagai pemain atau pemain sekaligus pelatih?

Kaesang Pangarep pada 26 September 2023 lalu menjadi Kader PSI dan langsung dinobatkan langsung menjadi Ketua Umum. Berbagai spekulasi politik bermunculan. Analisis yang muncul kemudian adalah merenggangnya hubungan antara Jokowi dengan Megawati. Yang kemudian dikaitkan dengan mesranya Menhankam Prabowo dengan Jokowi. Bergabungnya Kaesang Pangarep ke PSI mengundang tanda tanya, mengingat langkah ini baru dilakukan menjelang berakhirnya masa jabatan Presiden RI ke-7.

Keseruan akan semakin menampak. Mengingat kedua figur politik ini adalah putra dari Presiden RI, Joko Widodo. Hujatan politik dinasti menggema, namun pendukungnya juga tidak sedikit. Persoalan ada pada ETIKA, namun sebagai warga negara keduanya berhak memilih dan dipilih. Namun bila di daraskan pada teori politik, maka yang terjadi adalah pertarungan untuk merebut posisi kekuasaan. Partai-partai akan mengejar tujuan mereka secara strategis, sehingga partai yang kuat akan menguasai negara. Partai yang kalah, memiliki dua pilihan, koalisi/mendukung atau sebagai oposisi. Politik tanpa etika apa politik tanpa prinsip? Dalam teori Politik tak ada kawan dan lawan abadi. Politik itu dinamis dan apapun bisa terjadi. Sebagaimana terakhir bagaimana SBY yang kemudian berangkulan dengan Prabowo.

Dalam statemen terakhir, disebutkan Jokowi sendiri ingin menggabungkan PDIP dengan Gerindra. Sehingga segala sesuatunya menjadi lebih mudah, dalam artian pada Pilpres 2024 dan mungkin dalam Pilkada 2025. Namun hal itu tidak bisa terjadi, ibarat air dengan minyak. Ganjar – Gibran juga tidak terjadi, mengingat keduanya sama-sama mewakili Jawa Tengah. Sehingga semua elitis politik mencari dan menemukan langkahnya sendiri, mengingat Pilpres sudah ada jadwal dan mesti menyusun langkah. Sedangkan partai pendukung, sudah semakin memantapkan langkahnya, mendukung tanpa ragu.

Pergulatan nama Gibran juga tidak kalah serunya. Dimana batas ambang Capres-Cawapres diuji di MK dan hasilnya seperti yang sudah diprediksi kebanyakan. Gibran setengah langkah lagi akan berpasangan dengan Prabowo, terkecuali ada hal-hal yang sangat di luar kendali. Dan sebagai putra yang selama 15 tahun dekat dengan ayah dan secara tidak langsung belajar politik, tentu Gibran akan bertanya, berkonsultasi; apakah restu sebagai pendamping Prabowo diijinkan.

Harapan ke depan, tentu dengan hadir dua politisi muda, akan mengubah peta politik nasional. Yang juga masa depan bangsa juga ditentukan oleh kalangan muda. Indonesia Emas atau Indonesia 100 Tahun lagi. Bisa dibayangkan, pergulatan pemilihan ketua umum Parpol hanya selesai dalam hitungan tiga jam. Pidatonya juga tidak panjang-panjang, berkutat ada kepada yang terhormat, yang kami hormati, yang hormat,, dan langsung saja; tuntas- MOVE ON. Saatnya anak muda bekerja.
Sejarah lain juga menunjukkan, Partai Move Forward berdiri Tahun 2018 didirikan anak muda. Saat Pemilu 2023 di Thailand partai ini mendapat erolehan suara terbanyak dan berhasil duduk di parlemen dengan gayanya anak muda. Lalu, apakah PSI berharap seperti itu. Harapan itu ada dan peluang di depan terbuka.

Dari hipotesis di atas, maka Parol pewaris masa depan dan berani memulai adalah PSI. Golkar, Gerindra, Demokrat, PDIP, Nasdem, Hanura segera saja akan ditinggalkan pendukungnya. Berpartai ke depan tidak lagi dengan model atau cara-cara yang sama seperti 10 – 20 tahun belakangan ini. Dinamika dunia sudah berubah, bahkan sudah melangkah jauh. Bila ini pun di setting, tentu skenario ke depan lebih nyaring.

Yang terjadi kemudian, ketika anak muda berhasil sebagai punggawa politik di kancah nasional maka partai-partai lawas gagap dan baru berbenah kemudian. Belum terlambat, asalkan ada keikhlasan, beri kesempatan kepada anak muda. Keseruan tentu akan menampak, ketika partai lawas diambil alih anak muda.(den)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Kabar Terkini

Balasan Terbaik ASTAGUNA Membungkam Gerindra “Menangkan Pilkada”

Gerak alam pun menunjukkan pembelaannya. Di tengah keputusasaan setelah diabaikan Gerindra, tiba-tiba…

BRI Peduli – Serahkan Satu Unit Dump Truk ke Pemkot Denpasar

Yoggi Pramudianto Sukendro mengatakan, bantuan dump truck ini sendiri merupakan wujud dan…

BRI Peduli–Serahkan Bantuan Satu Unit Dump Truck ke Pemkot Denpasar  

Bank BRI Kanwil Denpasar melalui program BRI Peduli menyerahkan bantuan satu unit…

Tim Pemenangan Prabowo-Gibran Backup Penuh Paket KATA

“Keluarga besar Pelita Prabu telah menunjukkan dukungan yang luar biasa. Kami harus…

Keberanian dan Kesunyiannya Masing-masing

Jika keberanian hanyalah soal otot (fortitude) maka preman pasar loak pun dapat…