POLITIK- kelirbali.com
Pilpres bersamaan Pileg dilaksanakan di Tahun 2024 mendatang tepatnya 14 Februari 2024. Dan terlalu jauh bila menghubungkan dengan Pilpres di Amerika yang jatuh pada 5 November 2024 mendatang. Siapa Capres di Amerika yang akan bertarung tentu sudah mempersiapkan diri. Nah, dalam beberapa analisis politik menyebutkan Pilpres di Indonesia akan menjadi barometer percaturan politik dunia. Seserem itukah Indonesia di mata dunia?
Sebagai bukti, Indonesia berhasil menggelar perhelatan akbar G-20 dengan sukses dan gemilang. Tidak ada insiden yang berarti, lancar, mulus dan seluruh tamu kenegaraan pulang dengan damai. Setelahnya beberapa perhelatan internasional di gelar di Indonesia. Semuanya sukses. Dan di Bulan Oktober 2024 ini juga akan digelar pertemuan internasional Negara-negara Kepulauan di Bali. Setidaknya seluruh kepala negara menyatakan hadir. Ini bukti bahwa Indonesia bisa menjamin keamanan, kenyamanan penyelenggaraan perhelatan internasional. Tentu di balik semua ini, wibawa kepala negara yang menggawangi semua ini bersama seluruh komponen negara, TNI, Polri dan institusi lain yang memberikan pengabdiannya, demi kebesaran nama Bangsa Indonesia.
Sampai pekan pertama Oktober ini, seluruh warga yang punya hak pilih menanti siapa Cawapres dari Prabowo dan Cawapres dari Ganjar Pranowo. Sedangkan Anies Baswedan tanpa bersusah payah mencari pasangan, dengan hadirnya PKB ke kubu Anies dan langsung memberikan posisi Cawapres kepada Cak Imin. Warga Indonesia tidak lagi hiruk-pikuk menanti kapan KPU mengumumkan DCT. Diumumkan hari ini atau esok, sosok yang akan dicoblos sudah ada di hati warga, terkecuali pemilih opurtinis dan pemula, yang menanti siapa pilihannya jelang H-1 pencoblosan dengan menanti serangan fajar.
Pilpres akan menjadi pertarungan menarik. Semua Capres adalah putra terbaik bangsa Indonesia dengan plus-minusnya. Entah dipelihara atau tidak, di Medsos terus diramaikan dengan unggahan kelebihan atau keburukan salah satu calon, guna menggiring opini. Bahkan, setelah pendaftaran Capres di KPU, medsos akan lebih ramai lagi melakukan penggalangan opini, baik positif dan negatif. Keburukan calon akan ditelanjangi, kebaikan calon juga akan dipuja-puji. Tinggal warganet yang menentukan pilihannya.
Kembali ke soal Indonesia di mata dunia internasional. Setiap negara yang memiliki kepentingan baik perdagangan, Migas, Tambang, teknologi dan lainnya, menaruh harapan kepada siapa nanti yang menjadi pemimpin Indonesia. Dalam artian, pemimpin terpilih bisa membawa kiblat Indonesia dalam pergaulan di dunia Internasional. Patut diduga pula, negara yang memiliki kepentingan dengan Indonesia, sudah mempelajari karakter, wibawa dan kemampuan negosiasi di dunia Internasional antara kandidat Capres. Dengan berbekal seperti apa kandidat Capres, negara lain tentu memiliki harapan kepada Capres tertentu, di mana meyakini bahwa dengan capres pilihannya akan nyaman melakukan hubungan bilateral.
Dalam hal ini, kemampuan komunikasi dan kemampuan bahasa asing sangat dibutuhkan. Tiga Capres memiliki kemampuan komunikasi dengan gayanya masing-masing. Salah satu yang sudah teruji di mata internasional adalah Menhan RI, Prabowo, yang kini menjadi Capres. Atas jabatannya, diberikan kesempatan melakukan hubungan bilateral dengan sejumlah negara dan semuanya berhasil gemilang. Peristiwa hadirnya Prabowo di Pentagon, USA beberapa waktu lalu merupakan sebuah bukti bahwa negara adidaya tersebut memberikan kepercayaan kepada Prabowo di bawah kepemimpinan Presiden RI, Joko Widodo. Tidak di USA saja, negara lain di Eropa, Arab dan Asia juga sempat disambangi Prabowo. Bisa saja, dalam percakapan internasional tersebut, Prabowo menitip diri, memohon restu sebagai Capres, sehingga bila terpilih nanti, hubungan antar negara semakin erat mengingat komunikasi sebelumnya sudah dilakukan. Langkah Prabowo dengan bekal masa kecil dibesarkan di Eropa dan masa muda di karir militer, merupakan modal besar demi langkah selanjutnya. Tinggal kini meyakinkan pemilih saat Pilpres berlangsung. poto diunggah dari Metrojambi.com.(ntaka)
