Gaduh Jakarta; Gaduh Kita

sebenarnya aku udah 
tak nonton tivi. tak buka medsos lagi. tapi ada aja teman muncul ke rumah ngabarin  gaduh republik ini; tak terkecuali  pak Ktut langganan gasku, tanpa kuminta ia ngoceh. semua tingkah pedagang politik di tivi disadapnya; dari gerung hingga fahri, dari ngabalin hingga ruhut. dan teristimewa saat ia menjiplak mimik megawati saat meleceh-ngetawain jokowi,,,

Selengkapnya

‘Perang Air’ Toyotomi Hideyoshi

Strategi ini kemungkinan berhasil, namun bisa juga kehilangan momentum. Berhasil mengetahui kekuatan lawan lewat psywar yang sudah tersebar sehingga dengan mudah bisa membalik keadaan. Kemungkinan pula, kehilangan momentum mengingat kubu sebelah sudah berlari dan mendapatkan apa yang diharapkan.

Selengkapnya

Empati Melimpah dari Joko Pinurbo

JP sendiri mampu menghadirkan empati dan mendengar suara gadis kecil sampai suaranya enak didengar. Perbincangan bulan dengan gadis semakin mesra, mengetuk hati sehingga menumbuhkan rasa peduli. JP sendiri memilih kata yang sederhana, namun pembaca pada akhir puisi dihantam atau tiba-tiba dibawa ke dimensi lain,

Selengkapnya

Homo Ludens di Atas Sarkofagus

Dari ruang imaji Meja Biliar ini, Putrayasa seperti menaruh curiga, mengingatkan siapa saja mesti berhati-hati dengan “kebaikan” dan “bantuan” dibungkus citra semu. Sebab kata Oliver Goldsmith, “bantuan kerap memelintir kebenaran dengan cumbu rayu”. Di tengah-tengah wabah berita palsu, liputan-liputan pers mudah dibeli, perang citra itu bergulir,,,,

Selengkapnya

Ganjar hanya Menjadi Bayang-bayang Jokowi

Ganjar nampak harus lebih banyak belajar membuka wawasan. Belajar lebih dalam mengenai Indonesia, belajar lebih banyak bagaimana pergerakan politik di luar jalur partai, belajar lagi lebih dalam mengenai politik dalam perspektif keagamaan dan spiritualnya, geopolitik global (internasional) yang pengaruhnya yang sangat prinsip dengan Indonesia,

Selengkapnya